DI ANTARA sejumlah organisasi pemuda islam di
Tanah Air,Syabab Hidayatullah adalah
yang termuda. Namun, bukan berarti organisasi ini tak memiliki kekuatan politik
sama sekali.
Hidayatullah yakin seyakin-yakinnya bahwa hanya Islam yang dapat menyatukan pulau-pulau di Nusantara yang terserak dari Sabang hingga Merauke. Hal ini sudah teruji oleh sejarah.
Atas dasar itu, aktivitas utama kader Syabab Hidayatullah diarahkan pada upaya menggalakkan pendidikan dan dakwah. Pendidikan diutamakan dalam rangka mencetak kader–kader bangsa yang berkualitas secara spiritual dan intelektual. Sedang dakwah dihidupkan sebagai upaya merekrut massa sebanyak mungkin untuk menjadi basis dan pendukung eksistensi Hidayatullah sebagai organisasi massa.
Musyawarah Nasional Pertama Syabab Hidayatullah telah memfokuskan diri pada upaya revitalisasi spirit gerakan membangun militansi dan progresivitas kader. Ini didasari oleh pemikiran bahwa bangsa Indonesia akan porak poranda jika tidak ada pemuda yang mengisi kemerdekaan dengan karya nyata di tengah masyarakat. Dan, priotitas utama revitalisasi spirit gerakan ini adalah peningkatan pemahaman agama melalui belajar dan mengamalkan al-Qur’an, wahyu AllahSubhanahu wa Ta’ala (SWT).
Semangat belajar itu hendaklah tidak pudar meski kini tudingan miring sedang diarahkan kepada kalangan aktivis Islam. Ini terkait fitnah dan konspirasi pihak tertentu dengan dukungan bangsa-bangsa Barat untuk memojokkan Islam.
Tudingan dan fitnah itu perlu dijawab dengan aksi nyata. Jangan takut menunjukkan identitas Islam dan cara hidup islami. Justru sebaliknya, kita perlu menggencarkan gerakan memakmurkan masjid, mengkaji al-Qur’an, sambil membuktikan bahwa mereka yang aktif di masjid adalah orang-orang yang selalu siap membantu lingkungannya dengan penuh kasih sayang.
Upaya-upaya merusak citra Islam melalui fitnah dan tudingan-tudingan tidak akan mempan manakala kaum Muslim tetap istiqamah menghidupkan budaya islami dimanapun mereka berada.
Melalui gerakan ini akan tertanam jiwa Qur`ani di hati masyarakat sebagai dasar membangun bangsa di masa depan, sekaligus salah satu amal yang diperintahkan junjungan kita Nabi MuhammadShallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW).
Selanjutnya, mari kita bangun tekad bersama untuk mencerdaskan bangsa melalui dakwah. Jangan merasa ragu untuk berkorban apa saja demi tegaknya Islam di bumi Allah SWT ini. Wallahu a’lam.*
Syabab Hidayatullah, sebagai organisasi otonom, telah menempatkan kader–kadernya di
seluruh Nusantara, mulai dari Sabang hingga ke Merauke. Jumlah Dewan Pimpinan
Daerah (DPD) ada 172 buah. Bahkan, ada juga di Timor Leste.
Syabab
Hidayatullah adalah wadah
generasi pelanjut misi organisasi massa Hidayatullah, yaitu memperjuangkan
tegaknya peradaban Islam.Organisasi ini
bukanlah underbouw dari partai politik, meski para anggotanya diperkenankan
untuk memilih partai yang relevan dengan visi organisasi induknya.
Kebijakan politik Syabab
Hidayatullah sejalan dengan kebijakan politik organisasi induknya, yaitu
menjaga integrasi bangsa yang saat ini terancam mengalami disintegrasi.
Hidayatullah yakin seyakin-yakinnya bahwa hanya Islam yang dapat menyatukan pulau-pulau di Nusantara yang terserak dari Sabang hingga Merauke. Hal ini sudah teruji oleh sejarah.
Itulah sebabnya
wawasan teritorial keindonesiaan menjadi salah satu doktrin bagi kader Syabab
Hidayatullah. Sebab, lahan dakwah paling subur untuk menanam benih akidah
Islamiyah adalah masyarakat Indonesia. Sehingga, sifat akomodatif yang
non-partisan menjadi arus utama Syabab dan organisasi massa Hidayatullah saat
ini.
Atas dasar itu, aktivitas utama kader Syabab Hidayatullah diarahkan pada upaya menggalakkan pendidikan dan dakwah. Pendidikan diutamakan dalam rangka mencetak kader–kader bangsa yang berkualitas secara spiritual dan intelektual. Sedang dakwah dihidupkan sebagai upaya merekrut massa sebanyak mungkin untuk menjadi basis dan pendukung eksistensi Hidayatullah sebagai organisasi massa.
Musyawarah Nasional Pertama Syabab Hidayatullah telah memfokuskan diri pada upaya revitalisasi spirit gerakan membangun militansi dan progresivitas kader. Ini didasari oleh pemikiran bahwa bangsa Indonesia akan porak poranda jika tidak ada pemuda yang mengisi kemerdekaan dengan karya nyata di tengah masyarakat. Dan, priotitas utama revitalisasi spirit gerakan ini adalah peningkatan pemahaman agama melalui belajar dan mengamalkan al-Qur’an, wahyu AllahSubhanahu wa Ta’ala (SWT).
Semangat belajar itu hendaklah tidak pudar meski kini tudingan miring sedang diarahkan kepada kalangan aktivis Islam. Ini terkait fitnah dan konspirasi pihak tertentu dengan dukungan bangsa-bangsa Barat untuk memojokkan Islam.
Tudingan dan fitnah itu perlu dijawab dengan aksi nyata. Jangan takut menunjukkan identitas Islam dan cara hidup islami. Justru sebaliknya, kita perlu menggencarkan gerakan memakmurkan masjid, mengkaji al-Qur’an, sambil membuktikan bahwa mereka yang aktif di masjid adalah orang-orang yang selalu siap membantu lingkungannya dengan penuh kasih sayang.
Upaya-upaya merusak citra Islam melalui fitnah dan tudingan-tudingan tidak akan mempan manakala kaum Muslim tetap istiqamah menghidupkan budaya islami dimanapun mereka berada.
Kini, Syabab
Hidayatullah diharapkan bisa mengambil posisi terdepan dalam menyukseskan
Gerakan Nasional Mengajar-Belajar al-Qur`an (Gran MBA). Gerakan ini menjadi
andalan bagi organisasi massa Hidayatullah untuk membangun peradaban Islam.
Melalui gerakan ini akan tertanam jiwa Qur`ani di hati masyarakat sebagai dasar membangun bangsa di masa depan, sekaligus salah satu amal yang diperintahkan junjungan kita Nabi MuhammadShallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW).
Selanjutnya, mari kita bangun tekad bersama untuk mencerdaskan bangsa melalui dakwah. Jangan merasa ragu untuk berkorban apa saja demi tegaknya Islam di bumi Allah SWT ini. Wallahu a’lam.*
0 komentar:
Posting Komentar