Jika ingin dadamu lapang dan hatimu bersih kamu harus
selalu dekat kepada pemiliknya yang menguasainya
SUATU hari
ada seorang ustadz didatangi seorang murid yang sedang di rundung masalah.
Tanpa membuang waktu sang murid langsung menceritakan semua masalahnya.
Sang ustadz hanya mendengarkan dengan seksama, lalu
ia mengambil segenggam garam dan meminta anak muda itu untuk mengambil segelas
air. Ditaburkannya garam itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan.
“Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya,”
kata Sang Ustadz.
“Asin, asin sekali,“ jawab murid itu sambil meludah
ke samping.
Ustadz itu tersenyum, lalu mengajak muridnya ini
untuk berjalan ke tepi telaga belakang rumahnya. Kedua orang itu berjalan
berdampingan dan akhirnya sampai ke tepi telaga yang tenang itu.
Sesampai di sana, Sang Ustadz itu kembali menaburkan
garam ke telaga itu, dan dengan sepotong kayu ia mengaduknya.
“Coba ambil air dari telaga ini dan minumlah,” Kata
Sang Ustadz.
Saat si murid mereguk air itu, ustadz kembali
bertanya lagi kepadanya, “Bagaimana rasanya?”
“Segar“, sahut si murid.
“Apakah kamu merasakan asin di dalam air itu ?”
tanya Ustadz.
“Tidak, ” sahut murid itu.
Ustadz tersenyum sambil berkata:
“Wahai muridku, dengarkan baik-baik. Problem dalam
kehidupan, adalah layaknya segenggam garam ini. Semuanya sangat tergantung dari
wadah yang kita miliki. Bahagia dan sengsara itu mengikuti perasaan tempat kita
meletakkannya. Dadamu harus lapang dan hatimu harus bersih jika kamu ingin
hidup damai dan bahagia dalam kondisi apapun.”
Ustadz itu lalu kembali menasehatkan: “Dada dan
hatimu adalah wadah itu, tempat kamu menampung segalanya. Jangan jadikan hatimu
seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu menampung setiap permasalahan
dalam kehidupan ini, dan merubahnya menjadi kesegaran dan kedamaian.”
Sang Ustadz menutup nasehatnya seraya berkata:
“Wahai muridku, jika ingin dadamu lapang dan hatimu
bersih kamu harus selalu dekat kepada pemiliknya yang mengusainya, dengan cara
selalu taat dan patuh kepadaNya. Dia adalah Robbmu, penciptamu, pemilikmu dan
pengatur semua tentang dirimu. Bacalah kitabNya, Al-Qur’an dan hiduplah sesuai
dengan petunjukNya. Semoga engkau selamat, sukses dan bahagia wahai muridku, barokallah
fiik“.
Allah berfirman:
Ùƒِتَابٌ
Ø£َنزَÙ„ْÙ†َاهُ Ø¥ِÙ„َÙŠْÙƒَ Ù…ُبَارَÙƒٌ Ù„ِّÙŠَدَّبَّرُوا آيَاتِÙ‡ِ ÙˆَÙ„ِÙŠَتَØ°َÙƒَّرَ Ø£ُÙˆْÙ„ُوا الْØ£َÙ„ْبَابِ
“Ini (Al-Qur’an) adalah sebuah kitab yang Kami
turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya
dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” [QS:
Shood [38]: 29]
Berkata sebagian ahli tafsir
:
“Kami menyibukkan diri kami dengan membaca,
mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an maka kamipun diliputi oleh keberkahan dan
berbagai kebaikan.”*
Akhukum Fillah
.
0 komentar:
Posting Komentar