Hidayatullah.or.id
— Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kementrian Pemuda dan Olahraga Yuni
Poerwanti menegaskan bahwa para pemuda perlu membekali diri dengan keterampilan
jurnalisme warga (citizen journalism) sebagai sumber informasi alternatif bagi
masyarakat.
Pelatihan
yang dihadiri sekitar 250 pemuda dari berbagai organisasi itu diselenggarakan
oleh Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Nasional (PP PON) bekerjasama
dengan Pondok Pesantren Hidayatullah Sorong.
“Para pemuda
jangan tidur dan harus bisa menuangkan pikiran dan ide-ide dalam bentuk tulisan
untuk diinformasikan ke masyarakat melalui berbagai bentuk saluran media, salah
satunya jurnalisme warga,” kata Yuni saat membuka Pelatihan Jurnalisme Warga
yang berlangsung di komplek Pondok Pesantren Hidayatullah di Kecamatan Mayamuk,
Kabupaten Sorong, Inggu (14/6) kemarin.Menurut Yuni yang didampingi Kepala PP PON
Teguh Raharjo dan pimpinan Pondok Pesantren Hidayatullah Sudirman Hambal,
melalui pelatihan jurnalisme warga tersebut para pemuda diharapkan mempunyai
keterampilan untuk mengelola informasi di lingkungan sekitarnya, tanpa harus
menjadi reporter profesional.
Selain para
pemuda dari Kabupaten Sorong, pelatihan dengan nara sumber Dadan Ramdani dari
Lembaga Pendidikan Jurnalistik Antara (LPJA) Jakarta itu juga diikuti sekitar
25 peserta Ekspedisi Nusantara Jaya yang kebetulan sedang merapat di Sorong.“Melihat
kemajuan teknologi informasi sekarang ini, jurnalisme warga memang sangat pas
untuk mengembangkan kreativitas mereka dalam mengelola informasi yang ada di
sekitar mereka dan bermanfaat bagi masyarakat luas,” kata Yuni.
Hasan Basri,
mahasiswa asal Universitas Muhammadiyah Sorong mengakui bahwa ia memang sangat
meminati bidang jurnalistik, tapi belum mendapatkan kesempatan untuk
mendalaminya secara lebih mendalam.“Saya senang sekali mendapat kesempatan
untuk mengikuti pelatihan ini yang meski hanya ketrampilan dasar, tapi
setidaknya bisa menambah wawasan saya mengenai seluk beluk dunia jurnalistik,”
kata Hasan.
Tapi Hasan
Basri yang juga aktif dalam sebuah lembaga swadaya masyarakat di Sorong itu
menyampaikan kegalauannya dengan kehidupan pers di Tanah Air yang menurutnya
lebih menampilkan kepentingan pihakk tertentu, terutama media elektronik.“Saya
sering bingung dan tidak tahu harus mempercayai yang mana kalau menyimak berita
dari berbagai media, terutama televisi, Yang satu lebih membela habis-habisan
salah satu pihak, demikian pula dengan media lainnya,” katanya.Fakhtur, peserta
lainnya dari Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Sorong juga mempertanyakan
independensi media massa, terutama yang dikuasai oleh pemilik modal sehingga ia
memilih untuk mencari informasi melalui media alternatif yang berasal dari
media sosial.Selain pelatihan jurnalisme media, juga digelar Kepelatihan
Kepemimpinan dengan nara sumber Muhammad Akbar Satrio, Ketua Al Azhar Youth
Leadership Institute (AYLI) Jakarta.
Meski pelatihan
tersebut digelar di lokasi yang cukup jauh dari pusat Kota Sorong, para peserta
tampak bersemangat dan banyak melontarkan pertanyaan-pertanyaan kritis, baik
mengenai masalah kepemimpinan para elit politik maupun seputar kondisi media
massa di Tanah Air.
0 komentar:
Posting Komentar