Pelatihan
menulis kreatif – Sebanyak 40an Koordinator Baitul Maal Hidayatullah
(BMH) se-Kota Malang, Jawa Timur, Ahad (17/11/2013), mengikuti pelatihan
menulis kreatif di Pesantren Hidayatullah Khusus Putri, Batu, Kota
Malang, Jawa Timur. (Foto: Ist.)
“Nyawa
kedua” yang dimaksud adalah, walau seorang pendakwah telah meninggal
dunia sementara dia menulis, nama dan karyanya akan tetap hidup
sepanjang masa, tidak ada habisnya hingga akhir zaman.
“Menulis (bil qalam) sama pentingnya dengan cara berdakwah lainnya, seumpama bil lisan (ucapan) dan bil hal (perbuatan),”
kata Muhammad Subhan, Pegiat Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia dalam
Pelatihan Menulis Kreatif yang diikuti 40an Koordinator Baitul Maal
Hidayatullah (BMH) se-Kota Malang, di Pesantren Hidayatullah Khusus
Putri, Batu, Kota Malang, Jawa Timur, Ahad (17/11/2013).
Walau begitu, ungkap Muhammad Subhan, belum semua pendakwah
mempraktikkan keterampilan menulis sebagai media dakwah dalam
menyebarluaskan pesan-pesan agama (Islam). Para pendakwah mayoritas
masih berkutat dengan metode dakwah bil lisan (ucapan) dan bil hal (perbuatan).
“Padahal,
jika para juru dakwah menuliskan apa yang yang mereka syiarkan lewat
lisan dan perbuatan, dampaknya akan luar biasa,” katanya.
Dia
juga mengumpamakan, seandainya Kitab Suci Al Quran tidak ada yang
menuliskan dan membukukan, mungkin umat Islam hari ini akan mengalami
masa jahiliyah.
“Tetapi
kita bersyukur, Al Quran dan Hadis Nabi telah dibukukan sehingga kita
dapat membaca, menghafal, dan mengamalkannya di dalam kehidupan
sehari-hari,” tambah Subhan.
Dalam
pelatihan itu, Muhammad Subhan berbagi kiat cara mengirimkan tulisan ke
media massa. Dia meminta peserta untuk menentukan fokus tulisan, hendak
menulis apa. Karya tulis yang dikirim ke media menurutnya harus sesuai
visi dan misi media yang dituju, sebab tiap-tiap media berbeda
segmentasi dan bidang garapannya.
Selain
itu, topik yang dipilih harus aktual, sesuai momen, menarik dan menjadi
hajat orang banyak serta memiliki bobot yang baik (berkualitas).
“Tulisan harus ditulis secara sistematis dan jika artikel harus
menawarkan solusi,” tambahnya.
Selain
berdiskusi tulis menulis dan berbagi kiat mengirimkan tulisan ke media
massa, juga diberikan latihan editing serta membahas konflik/masalah di
dalam tulisan yang bersifat fiksi. Peserta tampak antusias mengikuti
pelatihan itu hingga acara selesai.
Panitia Pelaksana acara itu, Makinudin (IDFAM1962U_Malang Jatim) dan Imron Mahmudi menyebutkan, pelatihan menulis kreatif itu bertujuan untuk memberikan dukungan semangat kepada para koordinator BMH di bawah binaan Hidayatullah agar dapat menuliskan segala hal yang ditemui di lapangan. Sebagai instruktur pihak penyelenggara menggundang Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia.
“Dari
pelatihan ini kami harapkan, para Koordinator BMH dapat bersemangat
untuk menuangkan gagasan mereka dalam bentuk karya tulis,” ujar Imron
Mahmudi. (azm/rel/arrahmah.com)
0 komentar:
Posting Komentar