Rabu, 01 Oktober 2014

BERQURBAN, MENAPAKTILASI KISAH IBRAHIM & ISMAIL AS



RENUNGAN HARI RAYA QURBAN
 1435 H
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR....
ALLAHU AKBAR WA LILLAHILHAMD...
Gema takbair membahana,
menggelora di dada setiap muslim yang beriman
kita sambut hari raya idhul ad-ha 1435 H
hari raya QURBAN
hari bersejarah
hari dimana kita mengingat/ diingatkan kisah Ibrahim Alaihissalam
hari raya qurban...kita teringat kisah (perintah) penyembelihan pada Ismail alihissalam
hari raya tentang kisah cobaan keimanan seorang bapak tauhid IBRAHIM AS
hari raya tentang kisah Ibrahim tatkala mau meninggalkan istrinya (hajar) bersama ismail kecil di padang kering tanah makkah kala itu.
Hajar bertanya saat Ibrahim mau meninggalkannya :
“mau pergi kemana kau suamiku?”



Ibrahim diam.
 Mungkin tak kuasa menjawab,
mungkin belum menemukan jawaban yang tepat untuk istrinya yang lagi perlu mengasuh Ismail kecil.
Mungkin masih sulit menerjemahkan perintah Tuhan untuk pergi meninggalkan anak istrinya, ke dalam bahasa pamitan yang mudah dimengertioleh hajar saat itu.
Tatkala Ibrahim AS mau beranjak pergi,
 tatkala mau meninggalkan ismail kecil di tanah makkah yang panas,
 kalau bahasa sekarang,
boleh jadi sang istri akan bertanya
“mau kemana gerangan suamiku akan pergi???” 
apakah kanda mau pergi ke istri muda???”
 (sarah saat itu istri kedua Ibrahim)
disaat kondisi hajar lagi perlu merawat Ismail kecil.
Konon dikisahkan bahwa separoh ketampanan (pria tampan) adalah pada Yusuf AS. Sedangkan separoh kecantikan ada pada Sarah.
 Bukan sarah.....dari indonesia lho. Bukan sarah yang terima uang dari ahmad fat-hanah lho he he...
Yang ini sarah dari mesir, istri muda Ibrahim AS yang punya anak Ishaq AS. Yang dari Ishaq ini tumbuh keturunan bangsa israil.
Sedangkan dari hajar yang melahirkan Ismail AS akan membuahkan jalur keturunan Muhammad SAW.
Walhasil, mungkin dengan pahit getirnya hati seorang wanita yakni seorang hajar, dengan KETEGARAN HATI bertanya pada sang suami (bukan dengan nada cerewet atau ngomel, apalagi menuduh dg kejam suami yang memadu)
 dengan lancar hajar bertanya pada Ibrahim
“apakah kepergianmu ini adalah perintah ALLAH???”
 “YA” jawab Ibrahim.
Kalau begitu “MAA DHOYYA’ANIYALLAHU”
 “kalau begitu (apapun dengan alasan perintah Tuhan) Allah TIDAK akan menyia-nyiakan aku bersama anakku, selama suamiku pergi”.
Demikian komentar hajar saat melepas suami mau pergi lantaran perintah Tuhan.




Pembaca yang budiman,
kalimat ketegaran hajar yang kuat melepas Ibrahim pergi, itu BUKAN kalimat sederhana, bukan sesuatu yang mudah diucapkan dan ditirukan kaum hawa generasi sekarang, bukan pula suatu sikap yang sederhana yang sepele yang ringan ditiru.
AKAN TETAPI, INILAH cobaan yang terberat yang dirasakan Hajar kala itu, inilah tantangan terpedih dan terpahit yang harus dihadapi seorang istri, seorang wanita yang ditinggal suami di tengah padang kering dengan terik matahari, dan harus merawat ismail kecil. Sungguh (tulisan ini dituangkan pada Senin malam jam 23.45 malam takbiran idhul qurban 1434 H dengan penuh penghayatan) ini kisah yang tidak sepele, karena dengan kisah ini keimanan hajar teruji dan terseleksi.
Ini menunjukkan ujian keimanan tingkat tinggi, keikhlasan yang jernih, murni dengan tauhid yang agung. Kalau ini adalah kisah yang biasa, tentu tidak akan dikisahkan lagi dan tidak akan ditapak tilasi kisahnya sepanjang masa oleh ummat sedunia.
Sedangkan yang terjadi adalah kisah hajar ditinggal suaminya ini menjadi KISAH RITUAL HAJI yang dijadikan syareat dan dilakukan peragaanya oleh muslimin sedunia.
Kisah hajar mencari air di padang tandus menjadi RITUAL SA’I dari Shofa ke Marwa 7 kali. Sungguh ini pasti tidak main-main.
Ritul yang sekarang bisa ditirukan dengan suasana yang berbeda, dengan kondisi yang berbeda dengan tampilan jalan yang berbeda jauuuh. Jalur sa’i sekarang sangat lebih bagus dan aman dari terik matahari, bahkan banyak fasilitas pendukung.
Teringat penulis pernah mengalami langkah-langkah sai dari shofa ke marwa 11 tahun silam di Februari 2012.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahilhamd.....
Allah maha besar, Allah maha Besar, Allah maha besar, SEGALA PUJI BAGI ALLAH!!!


Layanan jemput Zakat, Infaq, Shodaqoh, hibah, wakaf Anda….
Program Qurban Berkah Nusantara “Qurban di kota Manfaat di desa”
 Ke CP.0877.5961.0020/ 0852.3496.4872 _ an. Pak makin_BMH Malang. “Zakat pilar perubahan”. http://bmhcabangmalang.blogspot.com//http://www.bmh.or.id/wakaftunai.blogspot.com // http://daihebat.blogspot.com.html

0 komentar:

Contact

Kontak Kami

Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah BMH tetap berkhidmat bersama Ummat - WA 0851.0471.7000

Alamat:

Jalan Sidomakmur 15 Sengkaling Dau Malang

Jam Kerja:

Senin sampai Jumat pUkul 08.00 hingga 16.30

Phone:

0851.0471.7000

Recent Comments

Recent Posts