Lembaga Amil Zakat Nasional

Selama 20 tahun dipercaya mengelola dana ZAKAT, INFAK, SEDEKAH dari para dermawan untukk kebaikan Ummat

Daftar Jadi Donatur Daftar jadi Relawan

Our Services

Program Dakwah

Ujung tombak para penyeru kebaikan di daerah pelosok, terdalam dan terluar di seluruh NUSANTARA perlu kita dukung dengan program berbagi kebaikan

Read More

Program Pendidikan

Pendidikan menjadi pilar pembangunan Nasional untuk Indonesia lebih baik lagi. Layakkan pendidikan bagi anak generasi kita

Read More

Program Ekonomi

Ayo Bangkit dari keterpurukan perekonomian pasca pandemi dengan program kemanfaatan untuk pelaku usaha UMKM di Indonesia

Read More

Sosial Kemanusiaan

Bencana yang kerap melanda negeri kita menjadi moment terbaik kita untuk saling membantu dan meringankan beban penyitas bencana alam tersebut

Read More

Laporan Kegiatan kami

Sabtu, 25 April 2015

Cek Kesehatan Gratis On The Road

Cek Kesehatan Gratis On The Road





Balikpapan . Bertempat di lapangan Merdeka Jl. Jendral Sudirman , BMH bersama para relawan menyelengarakan cek kesehatan  gratis bagi masyarakat luas yang sedang meramaikan gelaran car free day.
kesehatan gratis on the road ini, juga dimanfaatkan sebagai wadah sosialiasisi kesadaran berzakat kepada masyarakat luas. Tak disangka, hal ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat, tak sedikit masyarakat yang menunaikan zakat dan sedekahnya setelah melakukan pengecekan kesehatan gratis tersebut.
Menggunakan mobil layanan sosial, kursi dan meja, relawan BMH Balikpapan membuka gerai pengobatan gratis di tengah warga sedang berolahraga. Pelayanan yang diberikan berupa pemeriksaan kesehatan berupa cek kolesterol, gula darah, asam urat dan cek darah.
Selain melakukan pengecekan kesehatan secara gratis, ungkap Thohir selaku koordinator lapangan kegitan tersebut, juga melakukan sosialasi kesadaran masyarakat dalam menunaikan ZIS.
“Hal ini sangat penting, karena kesadaran menunaikan ZIS masyarakat menengah atas masih sangat kurang padahal saudara-saudara kita yang ekonomi lemah diberbagai pedalaman daerah menunggu program pembinaan dan pemberdayaan yang sudah seharusnya diselenggarakan bagi mereka,” paparnya.
“Diantaranya program pembinaan dan pemberdayaan yang kami tawarkan, Voucher Wakaf, Kencleng Pendidikan, Sebar Al-Quran Nusantara, Beasiswa Tahfidz Al-Quran, Dakwah Dai Tangguh dan program lainnya, berbagai program ini diantarnya kami melihat kebutuhan masyarakat tentang pendidikan dan pengajaran Al-Qur’an,” sambung Thohir.
Program pembinaan dan pemberdayaan merupakan solusi konket dalam memberikan pelayana kepada umat, melalui pembinaan dakwah dai tangguh masyrakat tak hanya mendapatkan pemberdayaan ekonomi tapi juga pembinaan secara ruhani.*/Ali Mu’afi


Berantas Buta Baca Al Qur'an Dengan Beasiswa Tahfidzul Qur'an

Berantas Buta Baca Al Qur'an Dengan Beasiswa Tahfidzul Qur'an




Bekasi . Berdasarkan data yang dikeluarkan BPS (Badan Pusat Statistik) pada tahun 2013 menunjukan bahwa sebanyak 54% umat Islam Indonesia masih buta baca tulis Al Qur’an .
Hal ini disebabkan kurangnya pemerataan penyebaran Al-Qur’an dan minimnya fasilitas pembinaan pelajar mengajar Al-Qur’an di daerah.
Melihat hal ini BMH diseluruh cabang di Indoensia menyuarakan kepadulian terhadap pembinaan dan buta baca Al-Qur’an bagi masyarakat pedalaman yaitu melalui program wakaf sejuta Al-Qur’an dan beasiswa Tahfizul Qur’an bagi yatim dan masyarakat dhuafa.
Seperti yang baru-baru diseleggarakan penyaluran beasiswa bagi santri tahfidzul Qur’an binaan BMH Bekasi, melalui Majlis Ta’lim Al-Hijrah yang mayoritas di ikuti oleh ibu-ibu ini mengumpul iuran dari para peserta pengajian yang kemudian diserahkan sebagai beasiswa bagi 50 santri tahfidzul Qur’an yatim dan dhuafa Pesantren Hidayatullah Tahfizul Qur’an Bekasi.
“Alhamdulillah dukungan masyarakat sangat berarti bagi mereka, setelah beberapa lalu menyalurkan wakaf Al-Qur’an sekarang kami berkesempatan menyalurkan beasiswa bagi santri tahfidzul Qur’an,” jelas Hamid selaku Kadiv Program dan Pendayagunaan BMH Bekasi.
“Semoga kerjasama ini dapat berkesinambungan sehingga dapat lebih banyak memberikan manfaat bagi anak – anak binaan yang sebagian besar tergolong dhuafa ini,” sambungnya.
Ustadz Furqon selaku pembina para santri binaan menuturkan banyak terima kasih kepada BMH serta para donatur sehingga anak-anak binaan dapat belajar dengan nyaman tanpa harus memikirkan biaya yang mahal.
“Semoga kebaikan ini menjadi amal jariyah yang terus mengalir tak henti-hentinya, seiring para santri tahfizul Qur’an dewasa hingga menyebarkan dakwah diberbagai daerah,” jelas Furqon.
Bersama BMH, melalui Zakat, Infak dan Sedekah anda mampu melahirkan perubahan yang lebih baik. Zakat Pilar Perubahan.*/Ali Mu’afi


Jumat, 24 April 2015

5 Perguruan Tinggi Telah Di Miliki Hidayatullah

5 Perguruan Tinggi Telah Di Miliki Hidayatullah



Hingga kini , Hidayatullah telah memiliki setidaknya 5 Perguruan Tinggi yang terbesar di beberapa kota di Indonesia.

Kelima Perguruan Tinggi tersebut yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Syari'ah (STIS) Hidayatullah di Balikpapan, Kalimantan Timur. Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Lukmanul Hakim di Surabaya, Jawa Timur. Sekolah Tinggi Ilmu Ilmu Ekonomi (STIE) Hidayatullah di Depok, Jawa Barat. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STIKIP) Hidayatullah di Batam, Kepulauan Riau. Dan STIKMA Internasional di kota Malang, Jawa Timur.



Hidayatullah dalam sektor pendidikan


Tulisan ini merupakan rangkuman dari pesan yang disampaikan Aep Syaefuddin, salah satu anggota Pengurus Pusat Hidayatullah dalam suatu kesempatan. Berikut beberapa kalimat inti yang coba dihimpun sebagai bahan perenungan kita semua.

Aep Syaefuddin membeberkan pentingnya produk kader asli lembaga yang lahir dari Perguruan Tinggi Hidayatullah (PTH). Sebab PTH merupakan mesin yang memproduk pemuda yang yang faqih dan muharrik dalam bidangnya yang perannya untuk membangun ummat.

Ditengah tengah kehidupan global, alumni PTH yang sudah tersebar di seluruh wilayah Nusantara, adalah bukti komitmennya dalam pembangunan peradaban Islam di bumi Indonesia. Tentunya hal ini tidak lepas dari proses tumbuh kembangnya pembangunan ummat Islam secara global.

Dengan demikian peran lokal para pemuda Hidayatullah khususnya alumni PTH yang berada di daerah Nusantara, sudah selayaknya menjadi bagian dari perubahan yang terjadi di dunia.

Karenannya, penguatan wawasan global menjadi penting dan prioritas. Hal ini untuk lebih mendewasan gerakan perubahan yang diusung, dan lebih mengeksiskan kebaradaannya sebagai muharik pembangunan peradaban di bumi Nusantara.

Sementara ini, untuk di akui di level dunia seperti masuk ke anggotaan WAMY XII di maroko, memang belum, apalagi sebagai nara sumber di acara tersebut. Sampai-sampai tahun ini tidak ada tokoh pemuda Indonesia yang menyumbangkan gagasan pembangunan peradaban Islam. Dan tentu untuk bisa diakui pemuda kita harus mempersyaksikan kiprahnya di bumi Nusantara ini baik dari gagasannya (mujtahid) maupun karyanya (muharrik).

Sebuah tantangan sekaligus peluang bagi pengusung perjuangan pembangunan peradaban.  Untuk itu, PTH, harus mampu meningkatkan kompetensi mahasiswanya, sekaligus institusiya. Serta melakukan konsolidasi para alumninya dan melakukan pembaharuan-pembaharuan peranan mereka untuk lebih berkibar peranannya. Karena bagaimanapun kampus PTH adalah ibu yang melahirkan mereka, sehingga kekuatan moril dan intelektual ini yang terus di gulirkan PTH. */

Penyakit Takatsur Penghalang Utama Untuk Berbagi

Penyakit Takatsur Penghalang Utama Untuk Berbagi

kemawahan adalah salah satu penghalang kita untuk berbagi
Ditengah jutaan rakyat miskin masih banyak para pejabat yang Gemar memamerkan Kekayaan hasil korupsi. Hilang  pada diri mereka rasa prikemanusiaan dan rasa takut kepada allah Subhanahu wata'ala. Telah lenyap pada diri mereka khekawatiran terhadap perhitungan yaumul hisab. sesungguhnya keadaan ini telah diprediksi oleh Rosulullah SAW. 
Seperti yang di terangkan dalam surat at takatsur yang artinya :
"Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. janganlah begitu,  jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,  niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim.” (QS. At Takatsur (102) : 1-6).
Dan di terangkan pula dalam sebuah Hadist :
“Akan tiba bagi manusia  suata masa pada saat orang tidak lagi  peduli apakah harta yang diperolehnya halal atau haram.”  (HR. Bukhari).
Pejabat tinggi melakukan korupsi secara besar-besaran. Pejabat kecil melakukan korupsi kecil-kecilan. Yang menjadi korban adalah rakyat kebanyakan. Kekayaan negara yang demikian melimpah hanya dinikmati oleh segelintir kecil orang. Rakyat kebanyakan harus rela hidup di bawah garis kemiskinan. Orang miskin tidak boleh sakit. Orang miskin tidak boleh pintar. Orang miskin tidak boleh bahagia. Terjadilah ketimpangan dalam distribusi wewnang dan hasil pembangunan. Bertolak dari sinilah terjadinya kehancuran berbagai negeri.
 “Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu.” (QS. Al Hasyr (59) : 7).
Kita tidak boleh membiarkan ketimpangan sosial ini terus terjadi. Kita harus berjuang dengan cara mencerdaskan masyarakat kita, terutama para pejabat kita yang suka melakukan manipulasi angka-angka. Kita ajari mereka agar memiliki kecerdasan finansial sehingga kemakmuran rakyat yang menjadi cita-cita berdirinya negara Indonesia itu dapat terwujud.Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur (negeri yang makmur dan memperoleh ampunan dari Tuhan Yang Maha Pengampun).
Hidup di zaman sekarang ini memang berat. Semua serba uang. Mau melahirkan anak memerlukan uang. Mau makan, mau sekolah, bahkan mau ke WC di terminal pun harus mengeluarkan uang. Apalagi kalau sakit, mati pun mengeluarkan uang.
Hal ini sesuai dengan prediksi Rasulullah. “Pada akhir zaman kelak manusia harus menyediakan harta untuk menegakkan urusan agama dan urusan dunianya.” (HR. Thabrani).
Memang dengan harta yang cukup kita dapat memelihara harga diri kita dari meminta-minta, dan kita bisa menolong orang lain. Dengan harta yang cukup kita dapat makan dan minum yang halal dan thayib, bisa bersedekah dan bisa beribadah haji. Kita bisa makan kenyang, tidur pulas, menutup aurat dan tempat tinggal yang mapan.
Justru, orang yang rakus bermental miskin. Berapapun karunia yang diberikan oleh Allah SWT tidak dapat mengantarkannya bermental memberi. Islam mengajarkan, orang yang kaya itu bukanlah orang yang banyak saldonya di Bank. Orang yang kaya adalah orang yang kaya hati.
Orang yang kaya hati, senang berbagi dan memberi orang-orang yang membutuhkannya.
وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِّلسَّآئِلِ وَالْمَحْرُومِ
“Dan dalam hartanya ada hak bagi peminta-minta, dan orang miskin yang menahan diri dari meminta”.
Maksudnya, ia gemar bersedekah dan memberikan sebagian rizki yang diberikan Allah Subhanahu Wata’ala kepadanya untuk orang lain yang membutuhkan. Ia yakin dengan memberi sesungguhnya akan mendapatkan/memperoleh. Allah Subhanahu Wata’ala  akan menggantinya dan melipatgandakannya. Orang inilah yang bermental kaya. Sebaliknya, orang yang simpanannya banyak, tetapi merasa kurang terus, sehingga ia dihinggapi penyakitthoma’ (rakus), sesungguhnya ia bermental miskin. Semakin menumpuk kekayaan yang dimilikinya bagaikan minum air laut, semakin diminum semakin haus.
Orang bertakwa tidak terjangkiti penyakit materialis. Yaitu, ketika memberi selalu mempertimbangkan untung/rugi. Ada maksud tersembunyi dibalik pemberiannya itu. Ia khawatir jika ia memberi, jatuh miskin. Takut hartanya berkurang. Ia tidak percaya bahwa Allah Subhanahu Wata’ala  yang melapangkan dan menyempitkan rezeki seseorang.
o   Dengki (Hasud)
Dengki adalah rojaa-u zawaali ni’mati al-ghoir (senantiasa berharap hilangnya nikmat pada diri orang lain). Dalam sejarah kehidupan manusia sifat buruk inilah yang menjadi penyebab pembunuhan pertama kali di dunia. Dilakukan putra seorang Nabi yang bernama Qobil dan Habil. Habil meninggal di tangan kakak kandungnya hanya karena persoalan wanita. Wajar jika Rasulullah mengingatkan kepada kita bahwa sifat hasud tidak sekedar mencukur rambut bahkan mencukur sendi-sendi agama.
Beliau juga mengingatkan: “Jauhilah oleh kalian sifat dengki, karena sesungguhnya dengki akan membakar seluruh kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.“ (al Hadist). Ummat ini akan menjadi baik selama tidak berkembang sifat dengki.
Demikian bahayanya secara individu dan sosial, Rasulullah shallahu ‘alahi wa sallam mengajarkan kepada kita doa khusus agar terhindar dari penyakit dengki.
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: “Ya Rabb Kami, beri ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb Kami, Ssesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hasyr (59) : 10).
o   Takabur (Sombong)
Menurut Imam Al Ghozali puncak keruntuhan kepercayaan adalah syirik (menyekutukan Allah) dan puncak kerusakan akhlak adalah takabur. Takabur adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain (bathrul haq wa ghomthun Nas). Sifat warisan iblis inilah yang menjadikan anak manusia tidak pandai melihat kekurangan dirinya sendiri (intropeksi), tetapi lebih senang melihat kekurangan orang lain. Semua orang memiliki kans untuk bersikap sombong dalam profesi apapun. Karena keturunan (nasab), kedudukan (hasab), ketampanan (al Jamal), kekuatan (al Quwwah), kekayaan (harta), ilmu (pengetahuan), al atba’ (pengikut).
Tetapi, kesombongan yang paling dibenci adalah kesombongan yang dilampiaskan tanpa alasan. Yaitu, orang miskin yang sombong, orangtua yang berzina, dll. Seharusnya miskin harus tahu diri. Seharusnya orangtua itu lebih cenderung kepada ketaatan. Karena, usia yang dimilikinya semakin berkurang. Tua-tua berbudi, makin tua makin mengabdi.
Allah sangat membenci kesombongan. Karena pada dasarnya manusia itu tempat salah dan lupa (al insanu mahalil khothoi wa an nisyan). Sekalipun manusia memiliki potensi yang baik yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wata’ala, tetapi dibatasi oleh berbagai kekurangan/kelemahan.
Di dalam diri manusia disamping ada sisi terang, pula ada sisi gelap. Manusia hanya berisi tong kotoran yang bersumber dari dua lubang mata, dua lubang telinga, dua lubang hidung, lubang qubul dan lubang dubur. Kesempurnaan hanyalah milik Allah. Allah tidak akan memasukkan seseorang ke dalam surga seorang yang dalam dirinya masih tersimpan sifat sombong sekalipun seberat atom.
o       Dendam
Sifat ini sangat berbahaya baik secara individu maupun kelompok/kehidupan sosial. Karena sifat ini akan mendorong seseorang untuk menjatuhkan orang lain yang berbeda dengannya. Ia ingin melihat orang yang menjadi lawan politiknya celaka. Ia akan berusaha agar tidak ada orang lain yang menyainginya, baik dalam aspek jabatan, kekayaan, pengaruh, ilmu dll. Ia gembira jika melihat orang lain bernasib buruk, dan menderita, serta jatuh, agar posisinya tetap eksis dan diakui orang lain. Rasulullah mengingatkan kepada kita agar senantiasa waspada terhadap penyakit jiwa ini. Sebab penyakit ini akan mudah merusak pergaulan hidup.
Jika kita mencermati carut marutnya kehidupan manusia dari masa ke masa pokok pangkalnya adalah efek ketiga penyakit jiwa tersebut. Yaitu: serakah, dengki, sombong dan dendam.
Usaha yang terpenting dalam mengatasi gejolak sosial lanjut beliau, masing-masing individu dari anak bangsa ini mengembangkan tiga sifat berikut:
Pertama, maafkanlah orang yang pernah berbuat zalim kepadamu (wa’fu man zhalamaka).Kedua, berilah kepada orang yang pernah menghalangi pemberian kepadamu (wa’thi man haromaka). Ketiga, sambunglah orang yang pernah memutuskan hubungan kepadamu (wa shil man qotho’aka).
Jika sikap senantiasa memberi kepada siapa saja, apapun bentuknya pemberian itu, baik berupa materi dan immateri, menjalin silaturahim dan menyebarkan pintu maaf maka rahmat Allah akan senantiasa meliputi kehidupan mereka…
 “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,  (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS: Ali Imran (3) : 133-134).*/Ali Mu’afi


Hidayatullah Malang Beri Beasiswa Ratusan Santri

Hidayatullah Malang Beri Beasiswa Ratusan Santri

Suasana belajar di ruang terbuka SMP Ar Rohmah Putri Hidayatullah Malang/ dok



Hidayatullah.or.id -  Sekolah terinteregrasi Ar Rohmah Putri, Pesantren Hidayatullah, Dau Malang,Jawa Timur, memberikan bantuan bagi 275 santri yang membutuhkan. Bantuan diberikan berupa keringanan pembayaran SPP dan beberapa jenis biaya lainnya.
“Jadi sifatnya subsidi silang,” kata Abdullah, dari Yayasan Ar Rohmah Hidayatullah Malang.
Hal itu dikemukakan Abdullah di Malang, belum lama (12/4) ini, dalam acara Pertemuan Wali Santri SMP Ar Rohmah Putri.
Pondok Pesantren Hidayatullah, Malang, memiliki sekitar 720 santri SMP Putri dan sekitar 300 santri SMA Putri. Selain itu, ada juga siswa play group, TK dan sekolah dasar.
Yayasan Ar Rohmah juga mengembangkan SMP dan SMA Putra terintegrasi. Menurut Abdullah, dari 275 santri yang menerima bantuan, berasal dari seluruh lembaga yang dikelola Yayasan Ar Rohmah Malang.
Kepala Asrama Ar Rohmah Putri, Najad Sakinah, menyebutkan, pendidikan di Ar Rohmah Putri, dilakukan secara terintegrasi, baik di sekolah maupun di asrama.
Khusus untuk pendidikan di asrama, ditekankan pada aspek adab, ibadah, kemandirian dan kepemimpinan.
“Apa yang kami upayakan akan tercapai kalau didukung oleh para wali santri. Adanya kepercayaan dan kerjasama yang baik,” kata Sakina.
Kepala SMP Ar Rohmah Putri, Rully Cahyo Nuvanto, mengatakan, dukungan orang terhadap keberhasilan anak, bisa diwujudkan dengan memberikan contoh yang baik. Karena dengan demikian anak tidak bingung dengan pendidikan yang diterimanya di pesantren.
“Kalau orang tua tidak mencontohkan ibadah yang baik,sementara di sekolah dididik menjadi anak yang solihah, anak jadi bingung, mana yang harus diikutinya,” kata Rully.*/Ali Mu’afi 


Manhaj Mencetak Pemimpin

Manhaj Mencetak Pemimpin






Sebagai seorang yang beriman, tentu merindukan seorang pemimpin yang beriman. Pemimpin adalah bagian yang tak dapat dipisah – pisahkan dari  diri kita.
Karena, pemimpin yang akan mengarahkan, memandu, dan membimbing kita, pengaruhnya kita rasakan secara langsung dalam memberikan perubahan kehidupan keseharian kita. Sehingga, pemimpin tersebut tidak saja legal secara konstitusional, pula legitimate, dan dicintai rakyatnya.
Dan Kami jadikan diantara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami,  ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini (membenarkan) ayat-ayat Kami (QS. As Sajdah (32) : 24).
Dalam Al Quran, Allah SWT telah menjelaskan kepada kita karakteristik pemimpin yang ideal. Yaitu pemimpin yang adil, kasih sayang, dan mencintai kita. Pemimpin yang dapat diteladani keilmuannya, ketakwaannya, pengabdiannya (khidmahnya).
Pemimpin yang menomorsatukan kepentingan yang dipimpin, dan menomor duakan kepentingan diri, keluarga, dan golongannya. Karena, ia sudah menjadi milik umat.  Bukan saja milik keluarga dan kabilahnya.
Ketika Allah menjelaskan proses pengangkatan nabi Yusuf as sebagai bendahara Mesir, Allah menjelaskan bagaimana Qithfir Al ‘Aziz memuji Yusuf.
Raja berkata:
Bawalah Yusuf kepadaku. Aku akan jadikan dia penasihat khusus untuk diriku.  Maka tatkala raja itu berbicara kepada Yusuf, Raja berkata : Mulai hari ini engkau menjadi orang yang memiliki kedudukan lagi terpercaya di sisi kami. Yusuf berkata : Jadikanlah aku pengelola harta kekayaan negara. Sesungguhnya aku orang yang sangat pandai untuk mengelola, lagi sangat luas pengetahuanku (QS. Yusuf (12) : 54-55).
Merujuk ayat di atas, kita memahami empat kriteria yang sepatutnya melekat dalam struktur kepribadian seorang pemimpin. Dengan keempat karakter tersebut, Yusuf menjadi pemimpin yang ideal. Menggabungkan  mutu komitmen dan kompetensi.
Demikian pula karakter pemimpin para malaikat (Jibril) yang Allah amanahi menyampaikan wahyu kepada para rasul-Nya, karakter Jibril yang dipuji oleh Allah dalam Al Quran.
Sesungguhnya Al Quran itu  benar-benar firman Allah yang dibawa oleh utusan yang mulia (Jibril). Yang memiliki kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi disisi Allah, mempunyai ‘arsy yang ditaati disana di alam malaikat lagi amanah (dapat dipercaya). (QS. At Takwir (19) : 21).
Jibril memiliki karakter yang sempurna, sehingga Allah menunjuknya untuk mengemban tugas paling berat, mengantarkan wahyu kepada utusan Allah yang ada di muka bumi ini. Dan seperti itulah selayaknya pemimpin yang menjadi wakil bagi rakyatnya. Bukan DPR (Dewan Perwakilan Rupiah), tetapi DPR (Dewan Perwakilan Ruhiyah) bagi rakyatnya. Dia sosok yang terhormat, bukan manusia rendahan. Memiliki kemampuan dan profesionalitas. Dan amanah dalam mengemban tugas.
Tentu saja, untuk memiliki pemimpin  dengan karakter yang sangat ideal bukan pekerjaan instan. Melahirkan pemimpin terkait dengan amaliyyatud tadayyun (proses keberagamaan) kita. Dan, proses interaksi dengan agama kita sebanding dengan ‘amaliyyatut ta’allum (proses pembelajaran) yang berlangsung secara berkesinambungan.
Jadi, untuk menyiapkan pemimpin yang merupakan foto copy diri kita, tergantung kesiapan kita untuk diproses, ditarbiyah, ditakwin, menuju insan yang shalih bagi setiap tempat dan masa sesuai dengan karakteristik dinul Islam itu sendiri.
Kelahiran seorang pemimpin terkait langsung dengan kualitas keberagamaan kita. Jika kita adalah sosok minal muttaqin, minal mukminin, minal mujahidin, minal muqarrabin, minash shalihin, minal muhsinin, maka seperti itulah pemimpin yang akan kita lahirkan.
Sebaliknya, jika kita tidak memiliki keterikatan yang kuat (komitmen) terhadap nilai-nilai manhaj(wahyu), kita jangan kaget jika Allah SWT mengirimkan pemimpin yang fasiq, diktator, di tengah-tengah komunitas kita.
Demikianlah Kami jadikan sebagian orang-orang yang zhalim menjadi pemimpin bagi sebagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan (QS. Al An’am (6) : 129).
Kita meyakini, tidak ada kejadian yang kecil dan besar, diam dan gerak, muncul dan tenggelam, maju dan mundur, naik dan turun, termasuk pengangkatan seorang pemimpin, kecuali dalam pengaturan, izin, dan restu Allah SWT. Tidak semata-mata peristiwa alam (thabii, natural).
Katakanlah: Wahai Tuhan yang memiliki kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki di tangan Engkaulah segala kebaikan (QS. Ali Imran (3) : 26).
Surat Al Anam ayat 129 di atas kita bisa memperoleh pelajaran fundamental bahwa diantara hukuman Allah kepada orang yang zhalim (menganiaya diri sendiri) adalah Allah menunjuk orang zhalim lain yang menguasainya. Si zalim pertama akan mendapatkan kezhaliman dari sosok zalim kedua.
Ketika kita ikhlas, sabar dalam mentarbiyah, mentazkiyah diri, keluarga, masyarakat, dengan amar bil ma’ruf dan nahi ‘anil mungkar, maka Allah akan mengirimkan pemimpin yang baik. Ketika masyarakat berbuat zalim, melakukan maksiat, menjauhi syariat, maka yang akan memimpin kita adalah orang yang menindas kita, sebagai hukuman atas perbuatan kita.
Selama ini, kita selalu menuntut agar pejabat, kalangan elitis (qiyadah), agar menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana. Kita sering mengangkat hadits: Jihad tertinggi adalah kalimat yang haq di sisi sulthan yang zalim (jair).
Tetapi, kita seringkali mengabaikan muhasabah, muraqabah, terhadap diri kita sendiri. Sudahkah kita menjadi sosok yang shalih, mukmin, mujahid? Jika kita belum menjadi alat peraga Al Quran yang berjalan di medan kehidupan, mengapa kita menuntut kelahiran pemimpin yang Qur’ani?.
Kita harus berpikir realistis, bahwa pemimpin yang hadir di tengah-tengah kita adalah lukisan dari kepribadian kita. Janganlah kita seperti kaum Khawarij yang selalu menuntut dan mengkritik Ali bin Abi Thalib. Mengapa pemerintahan kalian tidak seperti pada masa Abu Bakar dan Umar bin Khathab ?.
Ali bin Abi Thalib menjawab:
Karena pada zaman Abu Bakar dan Umar, yang menjadi rakyat adalah aku, dan orang-orang yang sepadan denganku, sedangkan rakyatku adalah kamu dan orang-orang yang semisalmu (Syarh Riyadhush Shalihin, Ibnu Utsaimin).
Para ulama mengatakan :
اعمالكم اعمالكم كما تكونوا يولي عليكم
Amal perbuatan kalian sejenis dengan pemimpin kalian. Sebagaimana karakter kalian, seperti itulah model kepemimpinan yang akan mengendalikan kalian.
Ibnul Qayyim Al Jauziyah pernah menjelaskan pentingnya memperbaiki diri, jika kita berharap memiliki pemimpin yang baik.
وتأمل حكمته تعالى فى أن جعل ملوك العباد
وأمراءهم ووﻻتهم من جنس أعمالهم ظهرت
فى صوروﻻتهم وملوكهم فان استقاموا استقامت
ملوكهم وان عدلوا عدلت عليهم وان جاروا جارت ملوكهم
Renungkanlah hikmah Allah. Dia jadikan pemimpin bagi para hamba-Nya, sejenis dengan amal dan prilaku hamba-Nya. Bahkan seolah-olah amal mereka berwujud seperti pemimpin mereka. Mereka istiqomah dalam kebaikan, pemimpin mereka akan istiqomah.
Sebaliknya, ketika mereka menyimpang, maka pemimpin mereka pun menyimpang. Ketika mereka berbuat zalim, pemimpin mereka juga akan berbuat zalim (Miftah Darus Sa’adah hal. 253).
Ada seorang ulama mantan pemimpin para begal, Fudhail bin ‘Iyadh, beliau memberikan contoh kepada kita tentang pentingnya mendoakan kebaikan bagi pemimpin.
Kata Fuadhil: Seandainya saya memiliki satu doa yang mustajabah, maka saya tidak akan menggunakannya kecuali untuk kebaikan pemimpin. */Ali Mu'afi


USTADZ SHOLIH HASYIM

·         penulis adalah anggota Dewan Syura Hidayatullah

Senin, 20 April 2015

517 Warga Malang Terlayani di Layanan Kesehatan Gratis

517 Warga Malang Terlayani di Layanan Kesehatan Gratis

Layanan Kesehatan Gratis merupakan salah satu program rutin Baitul Maal Hidayatullah Cabang Malang. Sebuah upaya memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dhu’afa, khususnya yang lokasinya jauh dari akses kesehatan. Dalam pelaksanaan Layanan Kesehatan Gratis tersebut, BMH Cabang Malang didukung penuh oleh IMS (Islamic Medical Service) Cabang Malang.

Kegiatan yang dilakukan pada tiap event adalah konsultasi kesehatan, pemeriksaan kesehatan secara umum yaitu penimbangan berat badan, pemeriksaan tekanan darah, kemudian chek darah meliputi chek kadar gula dalam darah, kadar asam urat dan kadar kolesterol. Selain itu juga melayani pasien untuk sakit-sakit ringan seperti batuk, pilek, capek dll. Untuk sakit yang agak berat akan dirujuk ke Balai Pengobatan atau Rumah Sakit.

Senyum ramah selalu mengiasi wajah warga yang telah menunggu di lokasi Layanan Kesehatan Gratis. Allhamdulillah pada catur wulan pertama di tahun 2015 ini telah terlaksana secara rutin Layanan Kesehatan di beberapa tempat yang berbeda yaitu:
No
Tanggal Pelaksanaan
Lokasi
Pasien terlayani
1
11 Januari 2015
Sumberejo – Batu
138
2
11 Februari 2015
Pujon Lor – Pujon
144 + 4 anak khitan
3
22 Maret 2015
Sukodadi – Wagir
89
4
18 April 2015
Pujon Kodul – Pujon
73
5
19 April 2015
Cemorokandang - Kedungkandang
69

Sampai dengan April 2015 tercatat sedikitnya 517 pasien terlayani di 5 event Layanan Kesehatan Gratis. Mudah-mudahan kegiatan yang dilakukan bisa memberikan manfaat bagi penerima. 

“Terimakasih BMH dan team yang telah jauh-jauh datang ke tempat kami di gunung. Pemeriksaan kesehatan seperti ini belum pernah ada di tempat kami dan sangat bermanfaat bagi kami. Kami berharap kegiatan seperti ini akan bisa dilaksanakan rutin di tempat kami.” Ungkap Bapak Arif, salah satu tokoh masyarakat di Sukodadi – Wagir pada saat pelaksanaan Layanan Kesehatan Gratid di Wagir (22/03). puji

Salurkan infaq terbaik anda untuk kegiatan sosial selanjutnya di Baitul Maal Hidayatullah Cabang Malang melalui rekening BCA 315.3300.000 atau BNI 0053091247 a.n. Baitul Maal Hidayatullah. Call/SMS di 0851.0471.7000

Minggu, 12 April 2015

Belajar Wakaf dari Universitas Al Azhar

Belajar Wakaf dari Universitas Al Azhar






Siapa tak kenal Universitas Al – Azhar , Kairo Mesir? Perguruan tinggi Berusia seribu tahun lebih yang telah dikenal seantero dunia. Bahkan , keberadaannya jadi buah bibir umat Islam berkat jasa-jasanya yang telah mencetak banyak ulama dan cendikiawan Muslim.

Tapi, tak banyak yang tahu sejarah perguruan tinggi yang terletak di negara yang dikenal sebagai ibunya dunia (ummu dunnya) itu dulu lahir dari sebuah masjid yang didirikan oleh panglima perang dinasti Fathimyah, Jauhar Al Shaqali pada tahun 970.

Laiknya masjid, dulu hanya digunakan sebagai tempat ibadah, majelis taklim dan dakwah. Lambat-laun geliat aktivitas dakwah dan tarbiyah di masjid ini kian tak terbendung. Pada era Muhammad Abduh karena makin banyak aktivitas pendidikan maka dibentuklah jenjang pendidikan mulai dari dasar hingga perguruan tinggi. Hal itu jadi titik awal lahirnya altar universitas Al Azhar, Kairo yang bisa dirasakan umat Islam hingga kini.

Meski saat ini menjadi universitas berpengaruh di dunia, Al Azhar tidak pernah memasang tarif layaknya perguruan tinggi internasional di Barat. Tidak hanya itu, buku-buku yang biasanya dijual mahal, di Al Azhar dibagi gratis atau dijual dengan harga terjangkau. Tidak mudah untuk melakukan hal itu bagi sebuah kampus.
Terlebih biaya operasional kampus dari waktu ke waktu terus melambung. Tapi, seiiring waktu, Al Azhar tetap eksis.

Lalu, apa rahasianya? Ternyata Al Azhar dari awal sejarahnya mengelola dana wakaf umat Islam. Dana wakaf itu berupa banyak hal, mulai dari uang tunai, harta benda, bangunan, tanah dan sebagainya. Apapun yang bermanfaat bagi Al Azhar ada saja umat Islam yang mewakafkannya. Tak sungkan-sungkan.
Menurut Imam Syafii dan Haanafi wakaf adalah menahan harta-benda sehingga menjadi hukum milik Allah ta’alaa, maka seseorang yang mewakafkan sesuatu berarti ia melepaskan kepemilikan harta tersebut dan memberikannya kepada Allah untuk bisa memberikan manfaatnya kepada manusia secara tetap dan kontinyu, tidak boleh dijual, dihibahkan, ataupun diwariskan. Hukum wakaf sama dengan amal jariyah. Sesuai dengan jenis amalnya maka berwakaf bukan sekedar berderma (sedekah) biasa.

Yang menarik, begitu banyaknya jumlah dana wakaf umat Islam yang dikelola Al Azhar, sampai negara yang terkenal dengan piramida itu membuat wazirah al Auqaf, sebuah kementerian khusus wakaf. Tentu diperkuat dengan Undang-undang dan tenaga yang ahli dan prosesional.

Tidak hanya mampu memberi gratis puluhan ribu mahasiswa di tengah gempuran kebutuhan yang kian membengkak, Al Azhar justru mengembangkan sayap unit usahanya. Seperti rumah sakit, pemberian modal usaha, mengirimkan dai dan dosen ke seluruh dunia, dan menerbitkan koran mingguan Shout Al Azhar. Prestasi yang sungguh membanggakan.

Kesuksesan Al Azhar dalam mengelola dan memanfaatkan dana wakaf umat ini banyak menginspirasi umat Islam di belahan negara di dunia, salah satunya di Indonesia. Tak sedikit lembaga dan yayasan yang menggunakan konsep wakaf untuk melakukan pemberdayaan umat dan pengembangan yayasan. Bahkan, saking dahsyatnya efek wakaf ini, negara komunis Rusia sempat melarang umat Islam untuk berwakaf. Pasalnya, wakaf di negara tersebut diklaim bisa membantu pertumbuhan Islam cukup signifikan.

Wakaf di negara yang jumlahnya terbesar di dunia, Indonesia ini memiliki potensi luar biasa. Ibarat raksasa tertidur (giant sleeping). Lihat saja jumlah penduduknya yang mencapai sekitar 250 juta jiwa. Apalagi, dari jumlah sebesar itu, sekitar 80 persen lebih adalah umat Islam.

Jika setiap umat Islam sadar untuk wakaf maka akan terkumpul dana yang luar biasa. Hitung saja misalnya per orang Rp 50 ribu per bulan. Kalau diambil sepuluh juta orang saja misalnya kemudian dikali Rp 50 ribu maka dihitung dengan kalkulator manual bisa jebol. Luar biasa!

Sayangnya, kesadaran umat Islam untuk berwakaf masih cukup minim. Karena itu, potensi yang besar seperti raksasa tertidur itu harus dibangunkan. Jika kesadaran itu sudah terbangun, tidak menutup kemungkinan banyak proyek keumatan yang bisa segera tertangani. Dan umat Islam Indonesia menjajadi ‘raksasa Asia yang menggeliat’ sebagaimana Al Azhar




Inilah Gunung Pelangi Di China yang Diceritakan di Dalam Al-Quran

Inilah Gunung Pelangi Di China yang Diceritakan di Dalam Al-Quran





Hidayatullah.com – Beberapa minggu ini penduduk dunia virtual (netizen) heboh dengan fenomena gunung pelangi dan warna-warni (rainbow mountain). Semula , kabar adanya  gunung pelangi itu hanya hoax. Namun belakangan, fenomena itu makin terungkap setelah berbagai tulisan dan video amatir menambahi fakta baru.

Adalah Danaxia Landform fenomana lanskap yang ditemukan di sebelah tenggara dan barat daya China,  terdiri dari tebing-tebing lengkung warna-warni. Tepatnya berada di Kota  Zhangye, di Provinsi Gansu, China.

The Zhangye Danxia Geological Park Nasional (China: 张掖 丹霞 国家 公园),  ini mencakup area seluas 510 kilometer persegi (200 sq mi). Sebelumnya taman provinsi dan daerah pemandangan, itu menjadi geopark nasional pada November 2011.


Gunung pelangi ini dinilai sangat menakjubkan karena bukit dan lembahnya terdiri dari lapisan warna merah, biru, hijau zamrud, coklat, dan kuning. Menariknya, di tempat itu tak ditemukan tumbuhan atau hewan apapun karena kondisi tanahnya yang tandus.
Menurut Telegraph, warna-warni menakjubkan perbukitan tersebut berasal dari batuan pasir merah dan mineral yang terbentuk sejak periode Kapur, tepatnya 24 juta tahun lalu.
Formasi batuan tersebut kemudian mengalami pergeseran lempeng tektonik yang juga membentuk pegunungan Himalaya. Hujan dan angin yang menerpa daerah itu selama jutaan tahun juga ikut andil dalam membentuk ceruk, lembah, dan pola warna Zhangye Danxia. Konon gunung ini akan menampilkan pola warna yang berbeda-beda, tergantung kondisi cuaca.
Daerah ini dengan cepat menjadi objek wisata yang populer bagi kota  Zhangye. Sejumlah trotoar dan jalan telah dibangun guna mendorong pengunjung menjelajahi formasi batuan yang menakjubkan, utamanya setelah  UNESCO telah menetapkannya  dalam Daftar Warisan Dunia pada pertemuan ke-34 yang diadakan di Brasilia, ibu kota Brasil, pada tanggal 1 Agustus 2010.
Saat pertama kali Danaxia Landform diketahui khalayak melalui foto-foto yang beredar di dunia maya, banyak yang menganggap pola pelanginya merupakan hasil rekayasa komputer.
Apalagi belakangan banyak orang merilis video amatir saat usai mengunjungi  Danxia Landform, kini, tempat ini menjadi salah satu objek wisata paling dicari di China yang menghasilkan pendapatan cukup tinggi bagi penduduk Zhangye.

The Zhangye Danxia landform juga dikenal sebagai eye candy dari Zhangye. Banyak seniman mengagumi karya ini laksana lukisan sempurna di atas kanvas.
Yang tak kalah menakjubkan, belakangan fenomena ini dikaitkan dengan salah satu surat dalam Al-Quran, tepatnya dalam Surat Al Fathir [35] ayat 27 di mana Allah Subhanahu Wata’ala telah lama mengungkap rahasia adanya gunung yang berwarna-warni.
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ ثَمَرَاتٍ مُّخْتَلِفاً أَلْوَانُهَا وَمِنَ الْجِبَالِ جُدَدٌ بِيضٌ وَحُمْرٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَانُهَا وَغَرَابِيبُ سُودٌ
“Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat.” [QS: Al Fathir [35]: 27]
Al-Quran telah menjelaskan fenomena alam tersebut 14 abad yang lalu, bahhkan sebelum para Sahabat Rasulullah datang dan berdakwah ke China.
Hal ini menunjukkan bahwa al-Qur’an adalah salah satu bukti terpenting yang memungkinkan kita mengetahui keberadaan Allah.
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?” (QS. Fushshilaat  [41]: 53).
Semoga informasi yang ada dalam Al-Quran semakin menambah keyakinan kita  akan kebenaran Al-Quran.*/Ali Mu'afi




Sabtu, 11 April 2015

Mengenal Sosok Ustadz Abdullah Said

Mengenal Sosok Ustadz Abdullah Said





Abdullah Said adalah pendiri Pondok Pesantren Hidayatullah Balikpapan yang kemudian menjadi organisasi massa Islam Nasional bernama Hidayatullah. Abdullah Said lahir di sebuah Desa yang bernama Lamatti Rilau, salah satu desa di wilayah Kecamatan Sinjai Utara,Kabupaten Sinjai , Sulawesi Selatan. Bertepatan dengan hari proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, Yaitu pada hari Jum’at, 17 Agustus 1945,dengan nama lahir Muhsin Kahar.
Sejak masih dalam kandungan Abdullah Said sudah jadi perbincangan keluarga dan masyarakat di kampungnya, sebab usia kandungan ibunya sudah mencapai dua tahun namun belum lahir juga. Bahkan ada pandangan miring bahwa yang dikandung itu bukan manusia tetapi buaya atau entah apa.
Untuk pendidikan dasar, selain bimbingan langsung dari ayahnya, KH Abdul Kahar Syuaib, Muhsin kecil sangat tertolong oleh Sekolah Rakyat (SR) yang ada dikampungnya. Namun karena harus mengikuti ayahnya pindah ke Makassar, ia harus rela meninggalkan kampung halaman tercinta dan meninggalkan pendidikannya yang saat itu telah duduk di kelas III, antara tahun 1952-1954.
Setelah di Makassar, Muhsin kecil diterima di kelas IV di Sekolah Dasar No. 30 di kota itu. Di Sekolah ini Muhsin kecil selalu menjadi bintang kelas karena menguasai seluruh mata pelajaran, termasuk pelajaran menggambar. Bahkan Muhsin kecil pernah mengangkat nama sekolahnya ketika menjadi yang terbaik dalam pertandingan menggambar antar sekolah dasar se-Kota Besar Makassar.
Setelah lulus dengan nilai tertinggi, Muhsin Kahar melanjutkan pendidikannya ke sekolah agama, yakni Pendidikan Guru Agama Negeri 6 Tahun (PGAN 6 Tahun), salah satu gurunya adalah KH.Djamaluddin Amien. Dia memilih sekolah ini untuk melanjutkan pendidikannya karena disamping dapat mempelajari agama, juga merupakan sekolah yang sangat didambakan saat itu sebagai satu-satunya sekolah Pendidikan Guru Agama milik pemerintah yang ada di kawasan Indonesia Timur.
Lagi-lagi di PGAN 6 Tahun Muhsin kahar selalu menjadi bintang kelas, pandai berpidato dan berpengetahuan luas. Sejak masuk PGAN sampai kelas IV dia selalu ditunjuk sebagai ketua kelas, dalam setiap rapat dia selalu dipercayakan untuk memimpin.
Lulus sekolah lanjutan PGAN 6 Tahun dengan nilai tertinggi, Muhsin Kahar ditugskan untuk melanjutkan pendidikannya ke IAIN Alauddin, Makassar. Namun hanya setahun dia mengikuti kuliah lalu berhenti. Dia telah membaca semua materi kuliah yang diberikan dosen. Hingga akhirnya dia menarik kesimpulan bahwa kalau duduk beberapa tahun di bangku kuliah, cukup menyita banyak waktu dan energi, sementara hasilnya sangat tidak seimbang dengan yang telah dikorbankan.
Kalau hanya untuk mendapatkan titel sarjana, bukan itu yang diperlukan. Namun yang dia butuhkan adalah bagaimana bisa mengaplikasikan ilmunya secara menyeluruh kapanpun dan dimanapun dia berada.

Pemikiran   
Pemikiran Abdullah Said dapat ditelusuri dari karya tulis, ceramah, dan berbagai aktivitas dia. Namun, jika melihat pada catatan-catatan dia, memang tidak dijumpai tulisan yang secara khusus membahas pandangan atau pemikiran dia, ini dapat dimaklumi sebab dia memang manusia kerja, “Man of Action” seperti yang dikatakan Amien Rais (Mantan MPR-RI, mantan ketua Umum Muhammadiyah), ketika dimintai komentarnya terhadap pribadi Abdullah Said. Dari berbagai cacatan, ceramah dan gerakan serta aktivitas da’wahnya, dapat diidentifikasi beberapa gagasan sebagai pemikiran da’wah Abdullah Said sebagai berikut:
Bidang Da'wah
Bagi Abdullah Said da’wah adalah prioritas utama, tekad dia adalah dimanapun dia berada nantinya, umurnya akan dihabiskan untuk mengurus Islam. Dia pernah mengatakan tentang kerja da’wah ini bahwa: “Da’wah bukanlah pekerjaan ringan, karenanya Allah tidak menitip amanah ini kepada sembarang orang. Setetes hidayah dari Allah, jauh lebih berarti dari berjilid-jilid buku yang ditulis oleh seorang penulis paling terkenal sekalipun.”
Pengkaderan
Tingginya perhatian dia terhadap pengkaderan ini sehingga dia terus berpikir untuk mencari metode pengkaderan yang dapat melahirkan kader-kader yang tangguh. Maka dari kajian dan diskusi yang dia lakukan, lahirlah sebuah metode yang digunakan dalam mendidik kader yang disebut “Sistematika Nuzulul Wahyu”.
Terkait dengan pembinaan kader ini, Abdullah Said menyatakan bahwa: kaderisasi adalah permasalahan serius yang dihadapi oleh hampir setiap organisasi. Sehingga sering dikatakan, “sekarang kita sedang mengalami krisis kader”.
Abdullah Said berpandangan bahwa kader menjadi dewasa bukan karena kemanjaan tapi karena keprihatinan. Dari hidup yang prihatin terasah perasaannya, tajam intuisinya, peka jiwanya, tanggap nuraninya. Pikirannya terlatih, keterampilannya terbina, pelan-pelan jiwa kepemimpinannya terbangun.
Sosok Da'i
Hal yang tak kalah penting dan selalu ditekankan oleh Abdullah said adalah bahwa letak keberhasilan ceramah atau da’wah bukan hanya ditentukan semata karena kemahiran beretorika. Perhatian pendengar dan audiens sangat ditentukan oleh perilaku dan akhlak da’i. orang memperhatikan budi pekerti dan tingkah laku sehari-hari. Dia pernah mengatakan: ”Da’wah yang lebih didengar adalah da’wah yang didukung oleh pembuktian ayat, berupa peragaan dan praktik di lapangan pada diri dan keluarga.”
Hal lain yang selalu ditekankan oleh Abdullah Said kepada para da’i Hidayatullah adalah agar tidak meninggalkan shalat lail demi suksesnya da’wah. Menurut dia seorang da’i adalah pejuang Islam yang memikul beban yang sangat berat sehingga seharusnya dia senantiasa dekat dengan Allah SWT yang akan memberikan keringanan dan kemudahan dalam menjalankan misi da’wahnya. Dia mengatakan: “Bagi mereka yang pernah melakukan shalat lail tentu merasakan dan mengakui adanya pertarungan yang sangat seru dan sengit dalam menghadapi godaan syetan dan pengaruh nafsu yang luar biasa kuatnya.”
Metode Da’wah
Mengenai manhaj dan metode da’wah ini Abdullah Said mengatakan bahwa: “Karena ketidak jelasan manhaj, kadang-kadang da’wah Islam tidak lebih sekedar hura-hura”
Dengan menapak tilas perjalanan Rasulullah, Abdullah Said berusaha keras memetik hikmah dari kondisi yang dialami Nabi Muhammad SAW sebelum menerima wahyu hingga turunnya 5 surat pertama sebagai bahan pembinaan. Menurut pendapatnya, Allah SWT yang merekayasa kondisi Nabi Muhammad demikian itu tentu punya target. Setelah melalui pengkajian yang intens Abdullah Said akhirnya merumuskan suatu metode pembinaan berdasarkan tertib turunnya lima surat pertama, yang kemudian dikenal dengan Manhaj Sistematika Nuzulul Wahyu. Yang selanjutnya metode ini dijadikan sebagai manhaj da’wah Hidayatullah.
Pendidikan
Secara akademik Abdullah Said bukanlah siapa-siapa. Dia bukan guru besar juga bukan penulis kritis terhadap sistem yang ada. Namun bagi seorang ilmuwan sejati, kiprah dia lebih dari sekedar upaya fisik, tapi implementasi ide dan gagasan yang holistik dan realistis. Pasalnya peninggalannya berupa Pesantren Hidayatullah, di dalamnya terkandung warisan konsep pendidikan yang sangat dibutuhkan umat di masa ini dan masa yang akan datang.
Abdullah Said bukanlah seorang kritikus tapi problem solver. Dia tidak ingin hidupnya tersita untuk mengkonsep pemikiran kritis sementara dalam alam realita tidak terwujud satu karya apapun. Dia memandang pendidikan sebagai amanah keimanan yang harus mengantarkan manusia pada derajat ketaqwaan.
Dia kurang setuju dengan pendidikan yang berorientasi pada predikat kesarjanaan, yang dia inginkan adalah Pendidikan yang berorientasi pada kekaderan yang kehadirannya ditengah masyarakat benar-benar langsung dirasakan manfaatnya, sehingga orientasi dia adalah mendidik santrinya untuk siap pakai.
Pendidikan yang sempat ada dimasa dia adalah Pendidikan Dasar Islam (PDI), setingkat SD, pendidikan Ulama dan Zuama (PUZ), setingkat SMP, dan Kuliah Muballighin dan Muballighat (KMM), setingkat SMA. Pada kesemua jenjang pendidikan tersebut dia lebih menekankan praktek langsung daripada berkutat dengan teori di dalam ruang kelas belajar, sehingga menghasilkan kader-kader yang siap diterjun bebaskan kemana saja dan kapan saja.
Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, obsesi Ustadz Abdullah Said adalah membangkitkan perekonomian golongan ekonomi lemah, dengan mencarikan dan memberikan pinjaman kepada para pedagang kaki lima dan santri-santri yang mempunyai kecendrungan untuk berdagang. Demikian pula pada sektor angkutan umum, dia membeli beberapa buah mobil angkutan kota sebagai pengawal, diharapkan kedepan armada angkutan kota terus bertambah dibawah koordinasi Hidayatullah.
Dia juga berkeinginan membuat super market yang menyediakan segala macam kebutuhan, dalam guyonannya dia mengatakan, “dari terasi hingga helikopter tersedia”, dengan sistem pesan-antar, pesan di malam hari- pagi harinya diantarkan oleh petugas. Hal ini tidak hanya saling menguntungkan, namun juga sebagai sebuah cara untuk menertibkan hukum sehingga kaum wanita tidak perlu jauh-jauh keluar rumah untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya.
Disamping itu dia juga menginginkan agar memproduksi sendiri bahan-bahan makanan dengan tujuan menyediakan lapangan kerja dan untuk menghilangkan keragu-raguan terhadap produk-produk makanan yang ada.
Dalam sebuah kesempatan kuliah malam jum’at, 25 maret 1990 dia menyampaikan bahwa, “kita harus kaya dan kaya, namun bukan untuk pribadi tetapi untuk lembaga. Karena yang kita pikirkan adalah seluruh dunia, bagaimana meng-Islamkan peradaban sekarang”.
Politik
Kendati Hidayatullah tidak berorientasi kepada politik, tetapi Ustadz Adullah Said tidak mau ketinggalan mengikuti perkembangan politik. Namun dalam pandangan dia, jika suatu saat tiba-tiba pemerintah (yang saat itu berada dibawah kekuasaan partai Golkar) merubah undang-undang keormasan dan memberikan kesempatan untuk menambah jumlah partai politik, maka Hidayatullah lah yang paling siap berpartisipasi dengan mengandalkan cabang-cabang yang ada diseluruh Indonesia yang siap menyala jika Gunung tembak sebagai generator telah dihidupkan.
Dia menginginkan para pemuda masuk barisan partai oposisi karena jika ditangkap masih bisa bertahan hidup dipenjara, sedangkan kaum tua disuruh masuk golkar agar mendapat jaminan. Dia menginginkan Hidayatullah menguasai kursi pada tiga partai saat itu (Golkar, PPP, dan PDI), sehingga keputusan yang dikeluarkan didominasi oleh Hidayatullah. Abdullah Said meninggal dunia di Jakarta pada 4 Maret 1998 setelah beberapa waktu menjalani pengobatan atas penyakit yang dideritanya.*/Ali Mu’afi

Our Blog

55 Cups
Average weekly coffee drank
9000 Lines
Average weekly lines of code
400 Customers
Average yearly happy clients

Our Team

Tim Malkovic
CEO
David Bell
Creative Designer
Eve Stinger
Sales Manager
Will Peters
Developer

Contact

Kontak Kami

Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah BMH tetap berkhidmat bersama Ummat - WA 0851.0471.7000

Alamat:

Jalan Sidomakmur 15 Sengkaling Dau Malang

Jam Kerja:

Senin sampai Jumat pUkul 08.00 hingga 16.30

Phone:

0851.0471.7000

Recent Comments

Recent Posts