Lembaga Amil Zakat Nasional

Selama 20 tahun dipercaya mengelola dana ZAKAT, INFAK, SEDEKAH dari para dermawan untukk kebaikan Ummat

Daftar Jadi Donatur Daftar jadi Relawan

Our Services

Program Dakwah

Ujung tombak para penyeru kebaikan di daerah pelosok, terdalam dan terluar di seluruh NUSANTARA perlu kita dukung dengan program berbagi kebaikan

Read More

Program Pendidikan

Pendidikan menjadi pilar pembangunan Nasional untuk Indonesia lebih baik lagi. Layakkan pendidikan bagi anak generasi kita

Read More

Program Ekonomi

Ayo Bangkit dari keterpurukan perekonomian pasca pandemi dengan program kemanfaatan untuk pelaku usaha UMKM di Indonesia

Read More

Sosial Kemanusiaan

Bencana yang kerap melanda negeri kita menjadi moment terbaik kita untuk saling membantu dan meringankan beban penyitas bencana alam tersebut

Read More

Laporan Kegiatan kami

Selasa, 31 Maret 2015

Berkat Bantuan Donatur,Siswa SMP Islam Loa Kulu Kembali Tersenyum

Berkat Bantuan Donatur,Siswa SMP Islam Loa Kulu Kembali Tersenyum







Hari itu para siswa/i SMP Islam Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar)Terlihat sangat bahagia. Maklum,beberpa hari mereka tidak bisa mengenakan seragam lengkap saat bersekolah. Sebelumnya, mereka hanya mengenakan sandal jepit dan baju seadanya.Nah, belum lama ini, Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Kabupaten Kutai Kartanegara menyalurkan bantuan seragam untuk mereka.
Penyerahan secara simbolis diserahkan langsung oleh Kepala BMH Cabang Kukar melalui Kepala Sekolah SMP Islam Loa Kulu selepas apel Senin pagi. “Maklum hal ini karena siswa yang ada bukan anak-anak dari area Kalimantan. Tetapi berasal dari berbagai daerah di tanah air. Ada yang dari Sepa, Ambon, Maluku Tengah, Kupang NTT, dan Papua,” ujar Kepala Sekolah SMP Islam Loa Kulu Abbas.

“Mereka sangat bersyukur bisa melanjutkan pendidikan ke tingkat menengah pertama, meski jauh dari orang tua.Hal ini karena kondisi mereka di kampung halaman tidak memungkinkan bisa mengenyam pendidikan yang lebih tinggi,” ujar Ihsan, Kepala BMH Cabang Kutai Kartanegara

“Kini mereka berada di Kutai Kartanegara untuk menuntut ilmu, maka tugas kitalah untuk membantu mereka yang dalam kesulitan. Selain baju seragam juga BMH Kukar menyalurkan buku bacaan Iqro’ dan Al-Qur’an kepada para siswa tersebut. Kami ucapkan terimakasih kepada para dermawan yang telah mendukung program ini.



                                                                            

Senin, 30 Maret 2015

Dai Tangguh, Peduli Bangsa dengan Dakwah

Dai Tangguh, Peduli Bangsa dengan Dakwah



AHLI Sejarah Ahmad Mansur Suryanegara dalam bukunya Api Sejarah mengatakan , sejarah bangsa Indonesia ini tak lepas peran ulama dan kaum santri.

Mereka memilkiki peran strategis dan kontribusi besar dalam menjaga dan menghantarkan bangsa ini merdeka, maka seperti itulah seharusnya umat Islam di Indonesia ini berikiprah. Sejak awal mula sejarahnya --umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia-- senantiasa mengambil garis terdepan dalam segala kebaikan, kemajuan, kemaslahatan dan kepedulian terhadap kemanusiaan. Oleh karena itu, tradisi mulia ini harus kita jaga dan kembangkan bersama.

Alhamdulillah, bersama ormas Hidayatullah, Baitul Maal Hidayatullah (BMH) senantiasa sinergis untuk turut serta melestarikan warisan kemuliaan umat Islam sepanjang zaman. Di antaranya adalah dengan mendukung penuh proses kaderisasi kandidat dai, sampai pada dukungan mobilisasi dakwah di berbagai daerah, terutama di daerah kepulauan, perbatasan, dan pedalaman. Salah satunya dalam bentuk

Program “Dai Tangguh”
“Dai Tangguh merupakan program yang menyasar kegiatan dakwah para dai, terutama pada tiga kategori daerah, yakni perbatasan, pedalaman dan kepulauan,” ujar Marwan Mujahidin selaku Direktur Operasional II BMH Pusat.

“Untuk perbatasan ada dai-dai kita di Nunukan Kalimantan Utara yang berbatasan dengan Malaysia, kemudian insyaAllah akan dibuka, sampai saat ini masih mempersiapkan tenaga dai, yakni di Pulau Rote, pulau terselatan Kupang NTT,” imbuh Marwan.

“Sedangkan pedalaman, ini lebih banyak lagi, seperti dai kita yang membina para muallaf di pedalaman Bulungan, Jambi dan Sulawesi Utara. Kepulauan, Alhamdulillah di Kepulauan Riau sudah hampir tiap kabupaten sudah eksis Pesantren Hidayatullah, termasuk di Kupang, dan
Kepulauan Maluku,” pungkasnya.

Pemberian nama “Dai Tangguh” sebenarnya tidak merujuk pada apa pun, lebih-lebih pada aspek dainya. Tetapi lebih pada aspek kekuatan keyakinan akan pertolongan Allah Ta’ala semata. Sebab, pada dasarnya, tidak  ada manusia hebat, apalagi tangguh, kecuali atas pertolongan-Nya.

“Jadi, Dai Tangguh adalah para kader dai yang ditugaskan dimanapun yang mereka tidak bersandar pada kekuatan apapun, kecuali kepada kekuatan Allah Ta’ala saja. Kalau tidak bersandar kepada Allah, sungguh dakwah ini tidak akan pernah bisa dijalankan dengan baik, apalagi ada yang mau menjadi dai,” ungkap Direktur Eksekutif BMH, Drs.Wahyu Rahman.

Cita-cita Mulia
Dengan kekuatan tauhid itulah kemudian Allah turunkan keberanian kepada sebagian dari umatnya ini untuk menekuni dunia dakwah yang notabene tidak ada jaminan apa pun secara materi.
Bahkan dulu, dai ditugaskan ke suatu daerah hanya berbekal modal ongkos kapal saja. Kalau tidak punya modal tauhid, siapa berani?” terang Ust. Hasan Rofidi selaku Ketua Kaderisasi PP Hidayatullah.

Dari sini dapat kita pahami bahwa, Dai Tangguh adalah sosok manusia biasa, seperti umumnya, bahkan sebagian mereka masih cukup muda. Namun mereka memiliki niat mulia dan tekad
membaja, yakni bagaimana berkontribusi kepada bangsa dan negara ini melalui dunia
dakwah. Karena dakwah adalah risalah kenabian, yang tidak saja mencerahkan, tetapi juga memberdayakan, mencerdaskan sekaligus menggerakkan.

Oleh karena itu, bersama BMH melalui program Dai Tangguh, mari kita ikut serta membangun bangsa dan negara ini melalui dunia dakwah. Jika kita semua, sinergis menolong agama Allah,
maka sungguh Allah pun akan menolong kita semua.


Minggu, 29 Maret 2015

Mewujudkan Zakat Sebagai Life Style

Mewujudkan Zakat Sebagai Life Style





Dibalik ancaman dan pemudharatannya, modemitas sebenaranya juga menyedihkan peluang besar bagi umat Islam mengkampanyekan nilai – nilai keyakinannya, terutama dalam dakwah atau mengajak mereka yang masih awam atau belum benar – benar hidup sebagaimana ajaran Islam.
Hal ini penting karena umat Islam memang semestinya hidup dengan nilai-nilai Islam, utamanya dalam mengamalkan inti dari Islam itu sendiri, yakni rukun Islam. Mulai dari syahadat, shalat, puasa, zakat dan tentu yang pamungkas ibadah haji.

Untuk syahadat, shalat, dan puasa, serta haji, mungkin seluruh umat Islam sudah mafhum dengan baik akan hal tersebut. Tetapi tidak dengan zakat. Padahal, zakat juga bagian dari rukun Islam, yang tentu setiap Muslim wajib mengamalkannya.

Akan tetapi, masih banyak dari umat Islam yang belum benar-benar memahami kewajiban ini. Meskipun di negeri ini sudah ada Lembaga Amil Zakat Nasional, semisal Baitul Maal Hidayatullah (BMH) ini.  Menurut Ustadz Erick Yusuf, setiap Muslim wajib menunaikan zakat, dan pengelolaan
zakat hukumnya fardhu kifayah, sehingga penyerahannya pun harus benar-benar tepat, yakni melalui amil-amil yang profesional.

“Pengelolaan zakat secara hukum adalah fardhu kifayah, jadi yang ideal adalah dengan  menyerahkannya kepada para amil yang berkompeten secara ilmu dan implementasinya. Artinya mesti profesional, tidak lagi boleh menjadi pekerjaan sambilan. Amilin mestilah mendapatkan bagian sebagaimana dijelaskan dalam surah At-Taubah ayat 60 agar fokus dan pengelolaannya pun
semakin berkembang,” paparnya kepada MULIA.

Penulis Buku “99 Celoteh Kang Erick Yusuf” ini juga menjelaskan bahwa zakat merupakan penyempurna iman yang memiliki dampak komprehensif baik secara hablumminallah maupun
hablumminannas. “Itulah mengapa zakat hukumnya menjadi wajib karena dengan zakat,
seseorang yang posisi awalnya mesti dibantu atau tangan dibawah dapat kemudian hari menjadi membantu atau tangan diatas.

Itulah pentingnya secara sistem konsep hablumminanaas memberdayakan umat (empowering) dan
sekaligus secara habluminallah zakat itu mempunyai pengertian mensucikan atau menumbuhkembangkan,” paparnya.

“Salah satu sistem penyebaran rizki Allah dengan ditunaikannya zakat dari sebahagian harta yang telah Allah berikan pada hambanya, untuk didistribusikan bagi hamba yang lainnya. Itulah bagian
kesempurnaan iman. Karena audit zakat itu langsung oleh Alloh pada hakikatnya,” imbuhnya.

Dengan demikian, menurut pengasuh kolom Celoteh Kang Erick Yusuf di Republika Online ini zakat sangat erat hubungannya dengan kesejahteraan dan keharmonian sosial. “Secara sistem harmoni itu memang takdir Alloh melebihkan seseorang dan mengurangkan yang lain. Untuk apa? Itu
semua agar mereka semua bermuamalah, yang kurang bertemu dengan yang lebih dan terjadilah pergerakan yang dinamis,” ucapnya.

“Dunia bergerak atau berputar karena ada perputaran, yang punya menjadi tidak punya dan sebaliknya. Jadi kita tdk mungkin membuat semua menjadi seragam karena malah menjadi statis,” imbuhnya.

“Karena itu konsep zakat dalam tatanan sosial bukan hanya mensejahterakan masyarakat saja, tapi membuka hati semuanya. Yang kaya gembira melihat yang kekurangan bergembira menerima apa yang telah diberikan. Begitu sebaliknya yang miskin mendoakan si kaya agar terus bertambah
kaya. Zakat itu inti dari ikatan kehidupan sesama manusia,” tegasnya.

Untuk itu, dinilai sangat penting Amil Zakat Nasional seperti BMH mengajak umat ini untuk menjadikan zakat sebagai life style. “Ini yang keren (zakat sebagai life style), kita mesti mengenalkan zakat pada anak-anak dari usia dini.

"Sebagaimana di Jepang  mereka mengedukasi generasi muda mereka membuang sampah organik, kertas dan plastik yang berbeda dari sejak usia TK, agar menjadi gaya hidup mereka,” terangnya.
Dengan demikian, mengapa tidak, zakat diupayakan menjadi gaya hidup kita sebagai seorang Muslim. Apalagi, secara normatif, zakat merupakan manivestasi iman yang secara empiris memiliki kemanfaatan sosial yang menyeluruh dan berkesinambungan.

“Ini tantangan saya, anda dan kita semua. Lalu buat sedikit tag line .. orang taat bayar pajak? Bayar zakat dulu dong bro….”tegasnya disertai senyum khasnya.

*Oleh Ustadz Erick Yusuf

Sabtu, 28 Maret 2015

Wakil Bupati Lumajang Resmikan Masjid Mualaf di Hadapan Ratusan Dai dan Mualaf Tengger

Wakil Bupati Lumajang Resmikan Masjid Mualaf di Hadapan Ratusan Dai dan Mualaf Tengger





Senduro Lumajang – Ratusan Mualaf tengger dari seluruh penjuru Desa Argosari tumpah ruah di dusun pusung duwur desa argosari minggu (27/04) laki – laki , perempuan , dan kanak – kanak semuanya larut dalam kebahagiaan karena pada hari yang sama orang nomor dua se Kabupaten Lumajang yakni Wabub Drs.H.As’at,M,Ag hadir di tengah – tengah mualaf untuk meresmikan masjid baiturrohmah Hidayatullah. Tampak jelas kebahagiaan di wajah setiap mualaf karena keberadaan masjid ini sudah sangat lama dinantikan.

Masjid mualaf ini dibangun diatas tanah seluas 12x12 meter  hasil wakaf dari salah satu mualaf yang diserahkan kepada da’i BMH (Baitul Maal Hidayatulah) setahun silam “Pembangunan masjid ini dimulai sejak April 2013 dan selesai bulan mei 2104 dengan menelan biaya hingga 550 juta dengan daya tampung 100 orang Semua biaya ditanggung BMH atas pertisipasi salah satu donatur di Lumajang” Ujar Makmun Markom BMH Surabaya.

Dalam sambutanya Wakil Bupati Lumajang menyampaikan rasa trimakasih yang mendalam kepada hidayatullah atas kiprahnya selama ini lereng gunung bromo “Trimakasih kepada hidayatullah atas terwujudnya masjid yang sangat megah ini semoga mualaf di desa ini semakin kokoh imanya “  dan juga bangga kepada dai hidayatullah “ Saya sangat respek kepada da’i hidayatullah yang dengan sabar dan telaten membina mualaf suku tengger di desa ini” ujar Wakil Bupati Lumajang Drs. H. As’at, M.Ag
Dalam Rangkaian acara ini juga dilaksanakan peletakan batu pertama pembangunan pesantren agro dakwah mualaf tengger hidayatullah yang diperuntukkan bagi mualaf dan putra putrinya agar dapat memahami islam secara benar dan juga membina aqidah serta membangun kekuatan ekonomi dengan pola dakwah ,pengelolaan pertanian ,peternakan ,dan agrobisnis yang dikembangkan secara terpadu.

100 Da’i hidayatullah dari seluruh jawa timur juga ikut memeriahkan acara peresmian masjid mualaf ini, dimana semua da’i ini pada malam sebelumnya sudah melakukan mabit terlebih dahulu di masjid yang akan diresmikan keesokan harinya. Keberadaan para da’i ini termasuk dalam rangkain silahturrahmi dai hidayatullah jawa timur yang mengankat tema Menyemai dakwah dari tungku ke tungku mualaf di lereng gunung semeru.




Konsultasi : Karena Perbedaan, Haruskah Bercerai?

Konsultasi : Karena Perbedaan, Haruskah Bercerai?




Assalamualaikum
Saya rina , 33 tahun , telah berumah tangga selama sembilan tahun dengan suami Salim, 36 tahun. Dalam pernikahan ini, Kami dikaruniai dua anak umur enam dan dua tahun. Selama menikah , kami banyak menemukan ketidakcocokan. Kami sering ribut karena masalah – masalah kecil tetapi berulang tanpa ada penyelesaian.
Saat ini saya sudah tidak tahan dan ingin berpisah. Apa yang harus saya lakukan? Bolehkah
saya menggugat cerai suami? Saya sebenarnya kasihan dengan anak-anak. Serba bingung.
Mohon bimbingan. Terima kasih. Rina - Jambi


Ibu Rina yang dirahmati Allah, semoga saat membaca jawaban ini Anda dan suami telah menemukan kebahagian kembali sebagai suami dan istri serta orang tua yang baik yang menjadi teladan bagi putra dan putri Anda. Aamiin.

Pertanyaan yang seperti Anda ajukan sering disampaikan oleh pasangan suami istri yang sedang bermasalah. Permasalah dalam rumah tangga, sejatinya menjadi batu loncatan untuk menjadi lebih baik. Namun sikap emosional terkadang menjadikan permasalah sebagai jurang pemisah, sehingga tidak tumbuuh sikap saling menghargai dan saling merasa diri bersalah. Sehingga yang muncul justru sikap saling menyalahkan dan egouis. Ujung-jungnya perceraian.

Ibu Rina, perceraian adalah duka dalam jalinan rumah tangga, kita semua berharap bahwa jalinan rumah tangga akan berakhir bahagia. Dan ketika akhir bahagia itu tidak terjadi, kecewa adalah hasilnya. Bahkan Allah dan Rasul-Nya pun menyatakan ketidasukaan untuk perceraian.

Firman Allah: “Dan bergaullah dengan mereka (para istri) secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.”[QS An Nisa :19]

Rasulullah bersabda: “Perkara halal yang paling tidak disukai Allah adalah talak.”[HR.Ibnu Majah, Hakim, Nasai, Abu Dawud, dan Baihaqi]

Namun demikian, Islam tidak menutup pintu perceraian rapat-rapat. Karena, ada kalanya masalah dalam rumah tangga memasuki tahap yang tidak dapat didamaikan dan justru akan menimbulkan masalah yang lebih hebat apabila dilanjutkan. Dalam situasi seperti ini, maka syariat membolehkan
adanya perceraian.

Firman Allah: “Jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masingnya dari limpahan karunia-Nya. Dan adalah Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Bijaksana.” [QS An-Nisa :130]

Ibu Rina, menyimak surat yang Anda tulis, tidak dijelaskan ketidakcocokan yang Anda maksudkan. Namun, bila yang dimaksud adalah adanya perbedaan antara Anda dan suami, maka perbedaan tidaklah harus menjadi alasan untuk berpisah atau bercerai, tepatnya meminta cerai seperti yang Anda
tulis. Persoalan yang Ibu alami, menurut saya, adalah peristiwa yang biasa terjadi di hampir semua pasangan suami istri.

Hal selanjutnya yang perlu saya jelaskan, mengenai gugatan cerai kepada suami. Pada dasarnya, seorang wanita (istri) haram meminta (menuntut) cerai terhadap suaminya kecuali adanya sebab yang
dibenarkan; seperti perlakuan suami yang buruk terhadap istrinya, misalnya; tidak mencukupkan nafkah, suka memukul dan menganiaya, atau tidak ada rasa suka dalam istri terhadap suaminya sehingga membuatkan takut akan menelantarkan hak-hak suaminya.

Menggugat cerai tanpa ada alasan yang dibenarkan syariat termasuk dosa besar yang wajib dijauhi oleh seorang istri muslimah. Rasulullah bersabda: “Siapa saja wanita yang meminta (menuntut) cerai kepada suaminya tanpa alasan yang dibenarkan maka diharamkan bau surga atas wanita tersebut.” [HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi,dan Ibnu Majah]

Abdullah Ibnu Jibrin menyebut beberapa perkara yang membolehkan seorang istri mengajukan cerai: Pertama, Apabila seorang istri membenci karakter akhlak suaminya seperti kasar, temperamen, mudah tersinggung, sering marah-marah, terlalu saklek, kurang bisa menerima kekurangan;
Kedua, apabila seorang istri tidak suka dengan tampangnya seperti memiliki cacat, buruk rupa, kurang pada panca inderanya;
Ketiga, apabila suaminya ada cacat dalam agamanya seperti suka meninggalkan shalat, meremehkan shalat Jama’ah, tidak puasa Ramadhan tanpa udzur syar’i, atau melakukan perbuatan haram seperti zina, mabuk-mabukan;
Keempat, jika suami tidak memberikan haknya seperti nafkah, pakaian, dan kebutuhan pokoknya padahal ia mampu memberikannya;
Kelima, apabila suami tidak bisa menunaikan kewajiban nafkah batin karena memiliki penyakit seksual.

Ibu Rina, di balik semua peristiwa dalam pernikahan Anda dan suami pasti ada hikmahnya, sebab Allah Subhanahu Wata’ala memilihkan pasangan untuk Anda agar dapat tumbuh bersama, bukan menumbuhkan egoisme untuk kemenangan diri sendiri. Kita semua menginginkan rumah tangga yang sempurna, tapi itu mustahil, karena kesempurnaan hanya milik Allah.

Cukuplah bila pernikahan itu membawa kita berjuang dan berusaha sekuat tenaga untuk menjadi semakin dewasa bersama pasangan. Wallahu a’lam. Demikian, semoga Allah selalu melimpahkan rahmat dan barakah-Nya.Aamiin.

Wassalamualaikum

Jumat, 27 Maret 2015

Menag : Musabaqah Hafalan Qur’an Dan Hadist Pintu Gerbang Kebangkitan Umat Islam

Menag : Musabaqah Hafalan Qur’an Dan Hadist Pintu Gerbang Kebangkitan Umat Islam



Lukman menuturkan, Umat Islam saat ini tengah diharapkan pada tantangan berat yang timbul baik di sebabkan oleh faktor internal maupun eksternal.




Hidayatullah.com- menteri agama reoublik indonesia Lukman Hakim Saifuddin mengatakan gelaran musabaqah Hafalan Qur’an dan Hadist (MHQH) Pangeran Sultan bin Abdulaziz Alu Suud sangat bermanfaat serta bisa menjdi pintu gerbang menuju kebangkitan umat Islam.

“Hal itu bisa dicapai dengan cara mendalami esensi dan makna kandungan dalam al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber ajaran Islam dan petunjuk jalan yang lurus,” kata Lukman saat memberikan sambutan dalam acara penutupan MHQH di Ballroom Hotel Rizt Carlton Jakarta, Kamis (26/03/2015) malam. [Baca: Musabaqah Hafalan Qur’an dan Hadist Tingkat ASEAN – Pasifik Ke- VI Resmi Ditutup, Indonesia Juara 1 
Lukman menuturkan, umat Islam saat ini tengah dihadapkan pada tantangan berat yang timbul baik disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Untuk itu, sebagai Menag, dirinya mengajak semua pihak untuk bersama-sama menghadapi dan menyelesaikan tantangan tersebut secara rasional-konstruktif.
“Salah satu misi dakwah dan pendidikan Islam yang strategis adalah membina umat,” kata Lukman.
Menurut Lukman prinsip persaudaraan dan saling menebar kasih sayang, merupakan salah satu sumbangan Islam dalam menciptakan peradaban, harmoni, perdamaian serta menyelamatkan kehidupan manusia dari kemiskinan material, spiritual, kesenjangan sosial, radikalisme, kekerasan serta peperangan.
“Keutamaan ajaran Islam yang otentik, dinamis, dan progresif itu terangkum di dalam al-Qur’an dan Hadits,” ujarnya.
Perlu diketahui bahwa, kata Lukman, misi utama Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Salam adalah menjadikan Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin. Untuk itu, lanjutnya, umat Islam harus bersatu, sebab jika tidak maka umat Islam sendirilah yang akan rugi.
Sementara itu, sebelum Lukman mengakhiri sambutannya, mewakili nama pemerintah dan masyarakat Indonesia, ia menyampaikan tahniah (salam hormat, red) dan terima kasih kepada keluarga Pangeran Sultan yang telah memberikan kepercayaan penuh kepada Indonesia untuk menjadi tuan rumah serta panitia penyelenggara.
Kemudian, Lukman sebagai Menteri Agama sekaligus panitia tertinggi menyatakan gelaran Musabaqah Hafalan Al-Qur’an dan Hadits (MHQH), Pangeran Sultan bin Abdulaziz Alu Suud, Tingkat ASEAN-Pasifik, dan Asia Tengah ke-VI secara resmi ditutup.*


Kamis, 26 Maret 2015

Aceh dan Wahabi , Sebuah Wacana Menarik [1]

Aceh dan Wahabi , Sebuah Wacana Menarik [1]



  • Terlepas dari berbagai kekurangan (namanya manusia) , diakui ataupun tidak , khususnya di Aceh, Wahabi memiliki kontribusi besar dalam memajukan pendidikan di Aceh.




Ribuan umat  Islam laksanakan shalat subuh berjamaah dengan diimami imam masjidil haram,Syeikh Adil Al Kabani dilanjutkan tausiyah di halaman Mapolda aceh , Banda Aceh , Ahad (1/3/2015).





Terlepas dari berbagai kekurangan (namanya manusia), diakui atau pun tidak, khususnya di Aceh, Wahabi memiliki kontribusi besar dalam memajukan pendidikan di Aceh.


Tidak seperti isu-isu lain yang hilang ditelan zaman, tapi isu tentang Wahabi (Wahabisme/Wahabiyah) terus menggelinding mengikut alur masa.
Nampaknya, sebelum dunia ini kiamat, topik tentang Wahabi tidak akan pernah mati dan bahkan akan terus menyita perhatian kaum muslimin dari dua kutub yang saling bertentangan.
Di satu pihak, Wahabiyah dianggap sebagai gerakan pemurnian agama paling sukses di panggung sejarah – yang di beberapa wilayah telah berhasil mengembalikan ajaran Islam ke dalam bentuk aslinya. Namun di pihak lain, gerakan Wahabi justru dianggap sebagai petaka yang telah merusak tradisi nenek moyang. Dalam perkembangan selanjutnya, ramai pula pihak-pihak yang menghubungkaitan Wahabi dengan ektrimisme dan terorisme.  Terlepas di kutub mana kita berdiri, tapi yang jelas isu Wahabi telah membuat kita saling bertegang urat saraf sesama kaum muslimin. Padahal Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam telah memperingatkan kita bahwa kaum muslimin itu bagaikan tubuh yang satu, di mana ketika satu bagian tubuh merasa sakit, bagian lain juga ikut merasakan kesakitan itu. Namun yang terjadi hari ini, jauh panggang dari api, tanpa sengaja kita telah terjebak dalam skenario devide et impera yang dilancarkan oleh kaum kafirin.
Dalam beberapa literatur, di antaranya sebagaimana disebut oleh Ruray, bahwa stigma Wahabi adalah istilah yang digunakan oleh penjajah Inggris untuk menamakan ‘Gerakan Mujahidin’ di Deoband India.
Oleh sebagian pihak, Wahabi sering dicitrakan sebagai penentang adat istiadat sehingga istilah Wahabi menjadi momok yang menakutkan. Bahkan, tragisnya lagi, oleh sebagian kalangan, Wahabi telah dianggap sebagai golongan di luar Ahlus Sunnah Waljama’ah. Padahal jika ditelisik secara objektif, Wahabi juga bagian dari Ahlus Sunnah Waljama’ah, sama halnya dengan Asy’ariyah dan Maturidiyah, meskipun terdapat perbedaan yang ketat di beberapa sisi. Dalam hal teologi, banyak terdapat persamaan antara Wahabi (tepatnya baca Salafy) dengan pendapat-pendapat Imam Abu Hasan Al-Asy’ari. Demikian pula dalam bidang fiqh, umumnya Wahabi lebih dekat kepada Mazhab Hanbali, cuma saja, mereka tidak mengikatkan diri dengan mazhab-mazhab yang ada. Tapi, jika dicermati, pendapat-pendapat Salafiy “tidak pernah keluar” dari pusaran empat “Mazhab Mu’tabar”. Wallahu A’lam.
Aceh dan Wahabi
Aceh yang terletak di ujung Barat Indonesia sebenarnya juga telah “akrab” dengan dengan Wahabi. Pada masa-masa pergerakan kemerdekaan, di Aceh telah berdiri Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA) yang diketuai oleh Teungku Muhammad Daud Beureu-eh.
Secara idiologis, jika teliti dengan cermat, pemikiran keagamaan PUSA memiliki banyak kesamaan (untuk tidak menyebut identik) dengan pemikiran-pemikiran yang dikembangkan oleh Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab di Saudi Arabiya pada abad ke 18.
Bahkan, berdasarkan riset yang pernah dilakukan oleh Djami’ah IAIN Ar-Raniry sekira tahun 70-an, disebutkan bahwa Tgk. Hasballah Indrapuri, seorang ulama di Aceh Besar menggunakan Kitab Tauhid karangan Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab dalam mengajarkan tauhid kepada umat.
Bahkan, di Aceh banyak ulama-ulama, khususnya di masa lampau yang pemikiran keagamaannya “serumpun” dengan pemikiran Salafiy, sebut saja Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddiqie yang buku-bukunya masih dibaca sampai sekarang.
Uniknya lagi, ramai tokoh-tokoh Aceh di masa pergerakan kemerdekaan yang konsep keagamaannya serupa dengan Wahabi (Salafiy). Dan bahkan organisasi PUSA yang merupakan organisasi besar di Aceh kala itu, mayoritas anggotanya adalah “Wahabi”.
Terlepas dari berbagai kekurangan (namanya manusia), diakui atau pun tidak, khususnya di Aceh, Wahabi memiliki kontribusi besar dalam memajukan pendidikan di Aceh, khususnya pendidikan modern. Didirikannya Al-Muslim di Aceh, tepatnya di Kota Matangglumpangdua, yang pada perkembangan selanjutnya telah melahirkan sekolah-sekolah modern, sekolah tinggi dan universitas, merupakan bukti paling otentik bahwa Wahabi punya “pengaruh besar” kala itu.
Pengaruh Wahabi baru “meredup” di Aceh pada era 90-an, di mana – seiring dengan populernya Gerakan Aceh Merdeka, “hegemoni” gerakan tradisional semakin kuat di Aceh.
Demikianlah guliran sejarah yang tak bisa dihalau. Timbul-tenggelamnya suatu gerakan pemikiran dalam pentas sejarah adalah lumrah saja. Tapi, narasi di atas setidaknya bisa mengingatkan kita bahwa Wahabi bukanlah istilah baru di Aceh.
Suka tidak suka, senang tidak senang, Wahabi telah mengukir prestasi gemilang di masa lalu, khususnya di awal-awal kemerdekaan. Beberapa tokoh besar di Indonesia, semisal HOS Cokroaminoto, Muhammad Natsir, Ahmad Dahlan, Hamka dan sederetan nama-nama besar lainnya, tentunya tidak bisa dipisahkan dari pengaruh Wahabi (meskipun tidak selamanya identik).

Demikian pula di Aceh, terkenal nama di antaranya, Teungku Daud Beureu-eh, Teungku Abdurrahman Meunasah Meucap, Teungku Hasballah Indrapuri, Ayah Hamid Namploh, Ali Hasyimi, Husen Al-Mujahid, M. Nur El-Ibrahimy dan sejumlah nama lainnya yang tidak mungkin semuanya disenaraikan dalam tulisan ini, adalah tokoh-tokoh yang (dalam banyak hal) tidak bisa dipisahkan dari pemikiran Wahabi.

Rabu, 25 Maret 2015

Pilih Dada Sempit atau Dada Lapang

Pilih Dada Sempit atau Dada Lapang


Jika ingin dadamu lapang dan hatimu bersih kamu harus selalu dekat kepada pemiliknya yang menguasainya





SUATU hari ada seorang ustadz didatangi seorang murid yang sedang di rundung masalah. Tanpa membuang waktu sang murid langsung menceritakan semua masalahnya.




Sang ustadz hanya mendengarkan dengan seksama, lalu ia mengambil segenggam garam dan meminta anak muda itu untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan.

“Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya,” kata Sang Ustadz.
“Asin, asin sekali,“ jawab murid itu sambil meludah ke samping.
Ustadz itu tersenyum, lalu mengajak muridnya ini untuk berjalan ke tepi telaga belakang rumahnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan dan akhirnya sampai ke tepi telaga yang tenang itu.
Sesampai di sana, Sang Ustadz itu kembali menaburkan garam ke telaga itu, dan dengan sepotong kayu ia mengaduknya.
“Coba ambil air dari telaga ini dan minumlah,” Kata Sang Ustadz.
Saat si murid mereguk air itu, ustadz kembali bertanya lagi kepadanya, “Bagaimana rasanya?”
“Segar“, sahut si murid.
“Apakah kamu merasakan asin di dalam air itu ?” tanya Ustadz.
“Tidak, ” sahut murid itu.

Ustadz tersenyum sambil berkata:

“Wahai muridku, dengarkan baik-baik. Problem dalam kehidupan, adalah layaknya segenggam garam ini. Semuanya sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Bahagia dan sengsara itu mengikuti perasaan tempat kita meletakkannya. Dadamu harus lapang dan hatimu harus bersih jika kamu ingin hidup damai dan bahagia dalam kondisi apapun.”

Ustadz itu lalu kembali menasehatkan: “Dada dan hatimu adalah wadah itu, tempat kamu menampung segalanya. Jangan jadikan hatimu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu menampung setiap permasalahan dalam kehidupan ini, dan merubahnya menjadi kesegaran dan kedamaian.”

Sang Ustadz menutup nasehatnya seraya berkata:

“Wahai muridku, jika ingin dadamu lapang dan hatimu bersih kamu harus selalu dekat kepada pemiliknya yang mengusainya, dengan cara selalu taat dan patuh kepadaNya. Dia adalah Robbmu, penciptamu, pemilikmu dan pengatur semua tentang dirimu. Bacalah kitabNya, Al-Qur’an dan hiduplah sesuai dengan petunjukNya. Semoga engkau selamat, sukses dan bahagia wahai muridku, barokallah fiik“.


Allah berfirman:

Ùƒِتَابٌ Ø£َنزَÙ„ْÙ†َاهُ Ø¥ِÙ„َÙŠْÙƒَ Ù…ُبَارَÙƒٌ Ù„ِّÙŠَدَّبَّرُوا آيَاتِÙ‡ِ ÙˆَÙ„ِÙŠَتَØ°َÙƒَّرَ Ø£ُÙˆْÙ„ُوا الْØ£َÙ„ْبَابِ

“Ini (Al-Qur’an) adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” [QS: Shood [38]: 29] 

Berkata sebagian ahli tafsir
:
“Kami menyibukkan diri kami dengan membaca, mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an maka kamipun diliputi oleh keberkahan dan berbagai kebaikan.”*
Akhukum Fillah
.


 

Our Blog

55 Cups
Average weekly coffee drank
9000 Lines
Average weekly lines of code
400 Customers
Average yearly happy clients

Our Team

Tim Malkovic
CEO
David Bell
Creative Designer
Eve Stinger
Sales Manager
Will Peters
Developer

Contact

Kontak Kami

Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah BMH tetap berkhidmat bersama Ummat - WA 0851.0471.7000

Alamat:

Jalan Sidomakmur 15 Sengkaling Dau Malang

Jam Kerja:

Senin sampai Jumat pUkul 08.00 hingga 16.30

Phone:

0851.0471.7000

Recent Comments

Recent Posts