Sabtu, 15 Februari 2014

Abu Gunung Kelud

Tulisan ini kami kutip dari ustadzAlimin Mukhtar tentang ABU GUNUNG KELUD.

Kamis malam kemarin, seperti sudah kita tahu, gunung Kelud meletus. Saya mau cerita saja suasana di Malang, barangkali bisa jadi penentram hati siapa saja yang mungkin mengkhawatirkan kerabatnya di sini.

Hari Jumat pagi, saya sempat ke kota Batu, karena ada acara dengan Mushida di Pusdiklat Hidayatullah Batu. Semula saya tenang-tenang saja, sebab di Ar-Rohmah (termasuk wilayah Kec. Dau, Kab. Malang, sekitar 10 km dari pusat kota Batu ke arah timur), segala sesuatu masih berjalan normal. Langit memang kelabu, mirip hari2 biasanya di musim hujan begini. Anak2 masih masuk sekolah seperti biasa, seluruhnya, sejak KB, TK, SD, SMP, SMA. Bahkan, kelas2 diniyah pagi ba'da shubuh pun bergulir normal, tidak berubah. Udara di sini bersih, tidak terasa hujan abu. Memang ada selapis tipis debu vulkanis pada bodi sepeda motor dan mobil di pesantren, tapi sangat tipis. Ini mirip ketika gunung Semeru batuk2 beberapa waktu lalu. Semua berjalan normal. Sebagian santri malah tidak tahu kalau ada gunung meletus. Maklum saja tidak ada tv, radio, atau media real time yang mereka akses.

Tapi, dalam perjalanan ke Batu kemarin, saya terkejut. Sejak kawasan Sengkaling, Pendem, Beji, sampai pertigaan pasar/terminal Batu, pohon-pohon dan jalanan masih bersih. Mobil2 yang lewat pun mengkilat, tidak berdebu. Namun, selepas itu, suasana mulai suram. Setelah perempatan Batos/Radio Mitra 97 FM (radio milik kita, grup Suara Hidayatullah), debu mulai menebal di udara bebas. Banyak mobil yang kotor, terutama yang melintas dari arah Batu. Di beberapa titik, dipakai pos pengungsian, semisal GOR GANESHA Batu, kampus sebuah PT di belakang Batu Plaza, juga di Masjid Muhammadiyah sebelum alun2 Batu. Warga Pujoñ dañ Ngantang dievakuàsî ke Batu. Alun2 sendiri sepi sekali pagi itu, tidak bîasanya yàng ramaî oleh pengunjung.
Debu Gunung Kelud di cek di lab.laboratorium SMA Arrohmah Malang


Jalanan dipenuhi debu, dan semakin menebal setelah balai kota Batu sampai perempatan Pesanggrahan (depan hotel Kartika Wijaya, dekat hotel Orchid, jalan menuju Pusdiklat Hidayatullah). Saya tidak membawa masker, karena tidak menduga akan setebal itu debunya. Bahkan, jalan ke arah Pujon ditutup barikade dan dijaga polisi. Tidak boleh dimasuki kendaraan selain untuk evakuasi dan tanggap bencana. Mobil dan motor yang datang dari arah Pujon sangat kotor, penuh debu.

Di gang menuju Pusdiklat, jalanan penuh debu dan mirip lapisan semen cor-coran. Beberapa orang menyiramnya dengan air. Atap rumah, pohon, sawah, mobil yang dîparkir, semua bernuansa sama, kelabu. Halaman parkir Pusdiklat sepenuhnya kelabu, dan tangga di depan masjid dilapisi debu tebal. Teman2 menyiramnya denngan air, sebab hari Jumat. Sebentar lagi dipakai ibadah. Ketika angin bertiup, debu pada pepohonan dan atap berguguran, membuat mata pedih dan jarak pandang hanya 15 meter. Gunung Panderman hanya terlihat samar2. Untung masjid ditutup kaca seluruh jendelanya dan bèrkorden, sehingga bagian dalamnya relatif bersih. Sayang saya tdk membawa kamera, sehingga tidak bisa ambil gambar. Hp saya tipe jadul, tidak berkamera. Tablet tertinggal di rumah.

Ada yang lucu. Anak2 kecil, siswa MI Lukman Hakim, entah siapa yg bilang bahwa debu itu salju. Memang mirip jûga sih. Putih merata dimana2 dan berguguran dàri langît. Mereka pasti baru sekàli ini lihat abu vulkanis sebanyak itu. Abu Semeru tidak tebal begini. Mereka bilang kè gurunya, ingin bèrenang dan bèrbàring2 di sàlju....

Jam 4 sore, saya pulàng ke Dau. Jalanan makîn tèbal dèbûnyà. Tapi, sama sèperti tadi! Selepas pertigaan pàsar/terminal Batu, jalanan dàn pôhon2 bersih, seperti tdk terjadi apa2. Di Ar-Rohnah apalagi, semua bersih. Sekolah berjalan normal.....

Saya tàkjub dèngañ semua ini. Ketika kota Batu bahkan hampir lumpuh terdampak letusan gûnung Kelud, tapi di Dau seolah tidak terjadi apa2. Padahal saling bèrdèkatan. Orang2 tua yañg mengalami letusan Kelud tahun 1990 silam berkata, bàhwa daerah sesûdah pasar Batu ke arah bawah dulu juga bersih dari hujan abu...

Subhanallah... La haula wa la quwwatà illa billah

Pagi iñi, Sabtu, kegiatan di Ar-Rohmah berjalañ normal. Alhamdulillah. Sejak sore kemariñ para pekerja memasang terop/tenda. Besok, Ahad 16 Feb, ada tes calon sañtri baru 2014-2015. Sekitar 500 calon santri akan hadir untuk tes dan wawancara gelombang inden & 1. Belum termàsuk ortu dan keluarga mereka yañg biasanya ikut juga. Mohon doa sèmoga lancar dan tidak adà halañgan. Amin

0 komentar:

Contact

Kontak Kami

Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah BMH tetap berkhidmat bersama Ummat - WA 0851.0471.7000

Alamat:

Jalan Sidomakmur 15 Sengkaling Dau Malang

Jam Kerja:

Senin sampai Jumat pUkul 08.00 hingga 16.30

Phone:

0851.0471.7000

Recent Comments

Recent Posts